View Full Version
Kamis, 26 Sep 2019

Imran Khan: Perselisihan yang Sedang Berlangsung Atas Kashmir Dapat Memicu Konflik Lain dengan India

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan perselisihan yang sedang berlangsung mengenai Kashmir dapat memicu konflik lain dengan India, dan mengecam negara itu atas apa yang ia sebut kebijakan "opresif" di wilayah yang diperebutkan.

Berbicara pada konferensi pers di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada hari Selasa (24/9/2019), Khan berbicara secara serius tentang situasi di Kashmir dan memperingatkan kemungkinan perang baru dengan India, saingan lama regional Pakistan.

"Saya keluar ke New York hanya karena saya merasa bahwa kecuali kita menyoroti apa yang sedang terjadi di Kashmir, dunia tidak akan tahu," kata sang PM, seraya menambahkan bahwa perselisihan di kawasan itu menciptakan "potensi dua nuklir Negara-negara bersenjata bisa berhadap-hadapan muka. "

"Ini adalah waktu bagi dunia untuk bertindak, sebelum ini melangkah terlalu jauh, karena ini adalah pertama kalinya setelah krisis [rudal] Kuba yang dilakukan oleh dua negara bersenjata nuklir" di zona dunia, katanya.

India dan Pakistan telah berperang dua kali atas Kashmir, satu pada tahun 1947 segera setelah pemisahan India, dan satu lagi pada tahun 1965. Pakistan saat ini mengendalikan sepotong wilayah di ujung baratnya.

Pada bulan Agustus, pemerintah India bergerak untuk mencabut status otonomi khusus Kashmir, mengirim puluhan ribuan tentara tambahan ke wilayah itu dalam persiapan untuk kerusuhan yang diperkirakan terjadi menyusul keputusan tersebut. Sementara banyak pengamat telah membunyikan alarm atas potensi pelanggaran terhadap mayoritas Muslim Kashmir, New Delhi berpendapat langkah itu diperlukan untuk mengintegrasikan wilayah tersebut ke India dan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.

Perdana Menteri India Narendra Modi merayakan keputusan itu sebagai "bersejarah," dengan alasan itu akan mengurangi korupsi lokal dan "nepotisme," dan memungkinkan warga Kashmir untuk "memilih perwakilan [mereka] secara transparan."

Islamabad dan New Delhi telah saling bertukar ejekan yang semakin keras sejak gerakan untuk mencabut status khusus kawasan itu, dengan India menuduh saingannya mendukung kelompok-kelompok jihadis di daerah itu, sementara Pakistan telah mengecam India karena "tindakan keras" terhadap Muslim Kashmir, dan karena melanggar bagian dari wilayah itu. (st/RT)


latestnews

View Full Version