View Full Version
Kamis, 26 Sep 2019

Erdogan Tidak Ingin Iran Disalahkan Atas Serangan di Fasilitas Minyak Saudi

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memihak Iran di tengah upaya oleh AS, Arab Saudi dan sekutu mereka untuk meminta Teheran bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini terhadap fasilitas minyak utama Saudi.

Dalam sebuah wawancara dengan siaran Fox News pada hari Rabu (25/9/2019), Erdogan mendesak agar tidak menyalahkan Iran atas serangan udara 14 September pada dua instalasi Aramco, yang merobohkan setengah dari produksi minyak Arab Saudi.

Pemberontak Syi'ah Houtsi di Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan Aramco, mengatakan mereka adalah respon terhadap perang yang dipimpin Saudi di negara mereka. Bagaimanapun, Riyadh dan Washington dan beberapa negara lain menunjuk Iran sebagai aktor serangan pengecut tersebut.

"Saya tidak berpikir itu akan menjadi hal yang tepat untuk menyalahkan Iran," kata Erdogan, mengklaim bahwa serangan itu datang dari beberapa bagian Yaman.

"Jika kita hanya menempatkan seluruh beban pada Iran, itu tidak akan menjadi cara yang tepat untuk pergi. Karena bukti yang tersedia tidak selalu menunjukkan fakta itu,” klaimnya lagi.

Prancis, Jerman, dan Inggris juga bergabung dengan Amerika Serikat dan Arab Saudi dalam menyalahkan serangan biadab tersebut kepada Teheran.

Iran tidak mau mengakui  tuduhan keterlibatan mereka dalam serangan itu, menyebutnya sebagai "tidak berdasar."

Di tempat lain dalam wawancaranya, presiden Turki itu mengecam tekanan ekonomi Amerika terhadap tetangganya Iran, dengan mengatakan tidak ada gunanya sanksi Amerika terhadap Republik Syi'ah tersebut.

“Kami di sini hari ini dan pergi besok. Secara khusus, kami adalah tetangga dengan Iran, dan saya tahu bahwa sanksi tidak pernah menyelesaikan apa pun,” katanya.

Di bawah Presiden Donald Trump, AS telah memulai kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran, menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 - secara resmi bernama Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) - dan menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran. (st/ptv)


latestnews

View Full Version