LONDON (voa-islam.com) - Inggris pada hari Jumat kemarin mengatakan bahwa pihaknya bekerja dengan mitra internasional untuk memberi nama dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas serangan kimia pada bulan Mei di Suriah.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "rekam jejak Bashar Al-Assad menggunakan senjata kimia terhadap rakyat Suriah adalah noda yang mengerikan pada rezimnya dan negara-negara yang mendukungnya."
Raab menambahkan bahwa Inggris memiliki keprihatinan besar tentang serangan kimia pada bulan Mei di Suriah.
"Kami telah berbagi keprihatinan ini dengan OPCW," katanya, merujuk pada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia.
Reaksi Raab datang sehari setelah AS menuduh, mengutip intelijen, bahwa pasukan rezim Suriah menggunakan klorin sebagai senjata kimia dalam serangan 19 Mei di kota pelabuhan Latakia di barat.
"Serangan ini adalah bagian dari kampanye kekerasan rezim Assad yang sedang berlangsung di Idlib, yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang Suriah yang tidak bersalah dan membuat ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo Kamis lalu.
"Assad telah menggunakan senjata kimia setiap tahun sejak kenaikan Suriah ke konvensi senjata kimia pada 2013. Amerika Serikat tidak akan membiarkan serangan ini tidak tertandingi, kami juga tidak akan mentolerir mereka yang memilih untuk menyembunyikan kekejaman ini," tambahnya.
"Kami terus bekerja dengan mitra kami untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan kimia diberi nama, dipermalukan dan dimintai pertanggungjawaban."[anadolu/fq/voa-islam.com]