ISLAMABAD (voa-islam.com) - Perdana Menteri Pakistan bersumpah bahwa negaranya tidak akan hanya menjadi pengamat bagi warga Kashmir untuk mendapatkan hak menentukan nasib sendiri, media resmi melaporkan pada hari Ahad kemarin.
Dalam sebuah pembicara tamu di Metro New York pada hari Jumat, Imran Khan menulis bahwa sudah waktunya bagi komunitas dunia untuk memutuskan berapa lama kemanfaatan ekonomi dan politik akan terus membayangi nilai-nilai kemanusiaan dan moral, lapor Radio Pakistan yang dikelola pemerintah.
"Bangsa Pakistan tidak akan duduk tenang sampai rakyat Kashmir diberi hak menentukan nasib sendiri, berapa pun biayanya," katanya.
Khan menegaskan kembali keinginan negaranya untuk perdamaian, tetapi perdamaian dengan kehormatan, dan mengatakan Pakistan ingin menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung selama puluhan tahun di kawasan itu, dengan mengatakan bahwa negara itu telah "mengasumsikan keburukan dari tragedi kemanusiaan."
Khan menambahkan bahwa Kashmir bukan hanya sengketa wilayah, tetapi "kisah janji yang tidak terpenuhi tentang hak menentukan nasib sendiri kepada rakyat Kashmir," sebagaimana dijabarkan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB.
Reaksi warga Jammu dan Kashmir yang dikelola India terhadap tindakan keras “kejam” yang dimulai di sana pada 5 Agustus dapat diproyeksikan sebagai tindakan terorisme, tandasnya.[anadolu/fq/voa-islam.com]