AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (7/10/2019) membela keputusan untuk menarik pasukan AS dari Suriah utara, dengan mengatakan terlalu mahal untuk tetap mendukung pasukan sekutu pimpinan Kurdi di wilayah itu, lapor Reuters.
“Orang-orang Kurdi bertempur dengan kami, tetapi dibayar sejumlah besar uang dan peralatan untuk melakukannya. Mereka telah berperang melawan Turki selama beberapa dekade, ”kata Trump dalam serangkaian tweet.
"Turki, Eropa, Suriah, Iran, Irak, Rusia, dan Kurdi sekarang harus mencari tahu situasinya," kata Trump.
Langkah pemerintahan Trump, yang membuka jalan bagi serangan Turki terhadap pejuang Kurdi yang telah lama bersekutu dengan Washington, bertentangan dengan posisi bahkan beberapa sekutu penting Trump dalam partainya sendiri.
Lindsey Graham, seorang senator Partai Republik yang umumnya adalah pendukung Trump yang vokal, menulis dalam serangkaian posting Twitter bahwa ia sedang berusaha untuk mengadakan panggilan dengan Sekretaris Negara Mike Pompeo dan akan memperkenalkan resolusi Senat yang menentang keputusan penarikan dan menyerukannya untuk dibatalkan.
"Tidak pernah demi kepentingan keamanan nasional kita untuk meninggalkan sekutu yang membantu kita melawan ISIS," kata Graham menyebut nama Islamic State sebelumnya dalam sebuah wawancara dengan Fox News Channel.
"Keputusan impulsif oleh presiden ini telah membatalkan semua keuntungan yang telah kami buat, membuat kawasan ini semakin kacau," klaimnya. (MeMo)