View Full Version
Rabu, 09 Oct 2019

Mesir Pecat 1000 Lebih Guru Atas Tuduhan Terkait Organisasi 'Teror'

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Mesir telah memecat lebih dari 1.000 guru karena diduga berafiliasi dengan organisasi "teror", Menteri Pendidikan mengumumkan dalam konferensi pers.

Menteri Pendidikan Tarek Shawki hari Senin (7/10/2019) mengatakan bahwa para guru itu dipecat karena hubungan mereka dengan Ikhwanul Muslimin dan bersumpah untuk menyelidiki para guru yang "tidak layak bekerja" untuk membersihkan sekolah-sekolah Mesir dari "ide-ide yang merusak" dan "pandangan yang secara politis ekstrem", menurut The New Arab.

Al-Masry Al-Youm melaporkan bahwa beberapa telah dijatuhi hukuman mati sementara yang lain adalah "buron" di luar Mesir.

Al-Ahram yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa Shawki akan mengumumkan kriteria baru untuk menunjuk guru hari ini dan bahwa ia akan meluncurkan portal elektronik untuk orang-orang yang melamar pekerjaan di sekolah.

Pemerintah akan mempekerjakan 120.000 guru untuk menebus kekurangan di sekolah-sekolah negeri.

Otoritas Mesir menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada tahun 2013 dan sejak itu setiap penentang pemerintah dan warga negara lainnya dituduh memiliki atau mendanai kelompok itu, bahkan jika mereka tidak aktif secara politik.

Sejumlah orang telah ditangkap dan dituduh menjadi anggota Ikhwanul Muslimin meskipun mereka berasal dari partai yang kritis terhadap kelompok tersebut. Ziad Al-Alimi, mantan anggota parlemen untuk Partai Sosial Demokrat Mesir, ditangkap sebagai bagian dari kasus Aliansi Harapan pada bulan Juni namun Al-Alimi adalah pengkritik organisasi IM yang blak-blakan.

Sejumlah pemimpin puncak aliansi itu berada di penjara dan dijatuhi hukuman mati atas berbagai tuduhan, termasuk kegiatan teror.

Tahun lalu Human Rights Watch mengkritik pihak berwenang Mesir karena menggunakan kontraterorisme dan hukum darurat negara untuk “mengadili secara tidak adil” para pendukung kritik damai.

Pemberhentian massal para guru datang dengan latar belakang gelombang protes yang telah terjadi di seluruh negeri sejak 20 September, menyerukan presiden untuk mundur di tengah tuduhan korupsi dan salah penanganan ekonomi.

Dalam sepekan setelah demonstrasi dimulai, hampir 2.000 orang ditangkap, termasuk politisi, pengacara, aktivis, dan mantan tahanan.

Para pengamat telah menunjukkan bahwa cara pemerintah Sisi bereaksi terhadap protes membuktikan bahwa ia terguncang sampai ke inti oleh ancaman terhadap pemerintahannya. (MeMo)


latestnews

View Full Version