ADEN, YAMAN (voa-islam.com) - Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional pada hari Jum'at (11/10/2019) membantah bahwa pemberontak Syi'ah Houtsi, yang menduduki beberapa kegubernuran termasuk Sana'a, telah menawarkan pertukaran tahanan yang melibatkan 2.000 tahanan, Kantor Berita Anadolu melaporkan.
"Mengomentari laporan mengenai usulan Houtsi untuk pertukaran tahanan melalui mediasi lokal, kami belum menerima apa pun," Hadi Haij, kepala komite tahanan pemerintah di pemerintah Yaman, menulis di Twitter, "kami memiliki sikap yang jelas," tambahnya. .
Haij juga memposting "kita harus menghormati apa yang telah kita tanda tangani dan jujur dan siap untuk melaksanakan perjanjian," mengacu pada kesepakatan pertukaran tahanan, yang terlibat dalam Perjanjian Stockholm yang dicapai pada bulan Desember tahun lalu.
Pada hari Kamis, ketua Komite Urusan Tahanan Houtsi, Abdul Qader al-Murtada, dikutip seperti yang dinyatakan oleh TV Al-Masirah yang dikelola oleh Syi'ah Houtsi “kami mengatakan kepada para mediator lokal bahwa kami siap untuk melaksanakan pertukaran tahanan dalam waktu satu pekan.”
Dia menambahkan "kami sedang menunggu pihak lain untuk merespons," menjelaskan bahwa kesepakatan yang diusulkan akan mencakup 2.000 tahanan dalam" tahap pertama."
Kesepakatan Stockholm yang dicapai oleh pemerintah Yaman dan pemberontak Syi'ah Houtsi pada 13 Desember 2018, telah menghadapi hambatan dan kedua penandatangan telah saling menuduh menghalangi pelaksanaannya.
Pemerintah Yaman dan pemberontak Syi'ah Houtsi, telah saling bertarung sejak September 2014. Pada bulan Maret 2015, koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi mulai memerangi Houtsi untuk mengembalikan presiden Abdu Rabbo Mansour Hadi ke kekuasaan dan mencegah kelompok pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu semakin memperluas upaya mereka mencaplok seluruh wilayah berpenduduk meyoritas Sunni tersebut. (MeMo)