DEIR AL-ZOR, SURIAH (voa-islam.com) - Kelompok Islamic State (IS) mengatakan telah "membebaskan" para wanita yang ditahan oleh pasukan Komunis Kurdi Suriah, yang terbaru dari serangkaian pelarian penjara yang dilaporkan sejak Turki melancarkan operasi militer di utara negara itu pekan lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada aplikasi pengiriman pesan Telegram, IS mengatakan mereka telah menyerbu markas keamanan di barat bekas markas Raqqa pada hari Rabu (16/10/2019), "membebaskan para wanita Muslim yang diculik" oleh pasukan Komunis Kurdi.
Itu tidak memberikan jumlah atau mengatakan jika perempuan itu adalah anggota IS atau istri dari para pejuang Islamic State.
Secara terpisah tiga mantan pejuang IS, berasal dari Jalur Gaza, melarikan diri dari pusat penahanan Kurdi dekat Tal Abyad dekat dengan perbatasan Suriah-Turki, kata sebuah sumber dalam faksi politik di Gaza.
Ketiganya -dua dari mereka adalah anggota sayap militer Hamas sebelum bergabung dengan IS - menelpon keluarga mereka Rabu setelah melarikan diri tetapi mengatakan mereka tidak berniat untuk pulang, kata sumber itu.
Prospek bahwa ribuan jihadis paling fanatik di dunia itu bisa kabur dalam kekacauan yang disebabkan oleh invasi Turki ke timur laut Suriah menyebabkan kekhawatiran luas.
Pemerintah Eropa khawatir hal itu dapat menyebabkan kebangkitan kelompok tersebut yang telah menimbulkan kegemparan melalui serangan di Barat dan sebelumnya bagian-bagian Suriah dan Irak yang mereka kuasai.
Menurut klaim pihak berwenang Kurdi, ratusan kerabat IS telah mencoba melarikan diri sejak Ankara melancarkan ofensif pada 9 Oktober.
Pada hari Ahad, pihak berwenang Kurdi mengatakan hampir 800 keluarga pejuang asing telah melarikan diri dari kamp pengungsi yang dikelola orang Kurdi di kota Ain Issa, Suriah utara. Bagaimanapun, para saksi mata dan kesaksian para anggota IS itu sendiri mengatakan para mereka dibebaskan secara sengaja oleh militan Kurdi.
Menurut pemerintah Kurdi, ada sekitar 12.000 tersangka pejuang IS dalam penahanan pasukan keamanan Kurdi di penjara-penjara di Suriah timur laut.
Setidaknya 2.500 dari mereka adalah orang asing non-Irak yang berasal dari lebih dari 50 negara. Tunisia dianggap memiliki kontingen terbesar.
Para pejuang yang ditahan memiliki ribuan kerabat - kebanyakan wanita dan anak-anak - ditahan di kamp-kamp pengungsian.
Al-Hol sendiri menampung 68.000 tahanan, sebagian besar kerabat anggota IS saat ini atau sebelumnya, menurut PBB.
Pasukan Tentara Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, Rabu mengatakan mereka menangguhkan operasi terhadap IS.
"Kami telah membekukan semua tindakan kami terhadap Daesh," kata kepala SDF Mazloum Abdi kepada saluran televisi Kurdi Ronahi, menggunakan akronim Arab untuk para militan.
SDF, yang membantu mengalahkan IS dengan dukungan koalisi pimpinan AS, mengatakan pihaknya hanya akan melakukan operasi pertahanan. (TNA)