TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Ketua Dewan Presiden Libya Fayez Al-Sarraj telah mengkonfirmasi bahwa pemerintahnya telah mengajukan keluhan ke Moskow tentang tentara bayaran Rusia yang bertempur bersama pasukan Khalifa Haftar yang memimpin ofensif terhadap Tripoli.
Berbicara di France 24 Channel pada hari Rabu (16/10/2019), Al-Sarraj mengatakan pejabat pemerintahnya berbicara dengan pejabat Rusia tentang tentara bayaran dan bahwa pemerintahnya mempercayai peran Moskow dalam stabilitas Libya.
Dia juga membantah bahwa ada tentara bayaran yang bertempur bersama pasukan pemerintah Angkatan Darat Libya, dengan mengatakan: "Kami belum menggunakan tentara bayaran. Kami membela diri dengan pemuda dan unit tentara reguler."
"Pasukan kami telah menahan tentara bayaran Afrika yang berjuang untuk pasukan Haftar dan barang-barang milik tentara bayaran Rusia juga." Dia menambahkan.
Al-Sarraj meminta komunitas internasional dan PBB untuk bersikap tegas terhadap kejahatan yang dilakukan oleh Haftar, dengan mengatakan pemerintahnya mendokumentasikan semua kejahatan untuk mengarsipkannya di organisasi lokal dan internasional untuk meminta pertanggungjawaban pelaku.
"Tidak akan ada negosiasi di masa depan dengan orang-orang yang melakukan kejahatan perang. Saya dulu bertemu dengan Haftar selama beberapa tahun terakhir untuk mencapai solusi politik, tetapi Haftar bermain gimmick untuk mengulur waktu." Al-Sarraj berkomentar.
Dia juga memuji Kanselir Jerman Angela Merkel atas upayanya untuk menstabilkan Libya, menambahkan bahwa negosiasi tidak akan sama seperti sebelum 04 April.
Banyak laporan lokal dan internasional menunjukkan keterlibatan tentara bayaran Rusia dalam pertempuran di Tripoli bersama pasukan Haftar, termasuk The Times, yang mengatakan puluhan tentara bayaran Rusia tewas dalam serangan udara oleh pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Libya dan bahwa ratusan dari mereka direkrut oleh kelompok Wagner untuk bertempur di sisi pasukan Haftar, terutama untuk mengoperasikan drone. (LO)