HASAKA, SURIAH (voa-islam.com) - Seorang pejabat milisi Komunis Kurdi Suriah mendesak Israel untuk membantu Kurdi melawan operasi militer Turki di Suriah utara, menurut laporan media Israel pada Senin (21/10/2019).
Pejabat pasukan Tentara Demokratik Suriah (SDF), yang tidak disebutkan namanya, dilaporkan mengirim permohonan tersebut kepada The Times of Israel melalui pesan singkat.
"Negara Israel harus bekerja untuk mengakhiri perang ini yang membunuh wanita dan anak-anak dan mengusir warga sipil dari rumah mereka," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu seperti dikutip.
Pejabat itu menambahkan bahwa mereka yakin orang-orang Yahudi tidak akan meninggalkan Kurdi karena pengalaman penganiayaan mereka sendiri.
"Saya yakin bahwa orang-orang Yahudi memahami situasi orang-orang Kurdi dengan paling baik karena ia hidup dalam bahaya semacam ini sepanjang sejarahnya. Saya yakin itu tidak akan diam saja ketika wilayah kami menghadapi teror Turki," pejabat SDF itu kabarnya dikatakan.
Sehari setelah operasi diluncurkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutuk tindakan Ankara, mengatakan bahwa pemerintahnya siap untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Kurdi di Suriah utara.
"Israel mengecam keras invasi Turki ke wilayah Kurdi di Suriah dan memperingatkan terhadap pembersihan etnis Kurdi oleh Turki dan kuasanya," sebuah pernyataan dari kantor pemimpin Israel mengatakan pada saat itu. "Israel siap untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang Kurdi yang gagah."
Penarikan SDF
Sebuah kelompok bersenjata Suriah yang didukung Turki pada hari Senin mengatakan bahwa SDF yang dipimpin Kurdi telah sepenuhnya ditarik dari kota perbatasan titik nyala Ras al-Ain.
Mayor Youssef Hammoud, seorang juru bicara untuk "Tentara Nasional Suriah" sekutu Turki (SNA) mengatakan kepada The New Arab bahwa kelompok itu telah mengkonfirmasi penarikan penuh SDF dari posisinya di Ras al-Ain. Kota ini adalah tempat pertempuran sengit antara pasukan Turki dan SNA di satu sisi dan SDF di sisi lain awal bulan ini.
Hammoud mengatakan bahwa SNA dan tentara Turki tidak akan memasuki Ras al-Ain sampai periode lima hari yang ditentukan oleh perjanjian gencatan senjata yang dinegosiasikan antara Turki dan AS telah berakhir. Perjanjian itu dinegosiasikan Kamis lalu dan periode lima hari akan berakhir pada Selasa sore.
Penarikan itu terjadi sebagai bagian dari gencatan senjata yang diperantarai AS, yang telah dirusak oleh bentrokan yang sedang berlangsung dan kedua belah pihak saling menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata. (TNA)