View Full Version
Kamis, 24 Oct 2019

Irak Beri Tenggat Waktu 4 Pekan ke AS untuk Tarik Pasukan Amerika yang Menyebrang dari Suriah

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Pasukan AS yang ditarik dari timur laut Suriah ke Irak akan meninggalkan negara itu dalam waktu empat minggu, Menteri Pertahanan Irak Najah Al-Shammari mengatakan Rabu (23/10/2019).

Pernyataan Shammari kepada Associated Press datang setelah pertemuannya di Baghdad dengan Menteri Pertahanan AS Mark Esper, yang tiba ketika para pemimpin Syi'ah Irak mencari laporan yang mengatakan bahwa Amerika Serikat ingin meningkatkan jumlah pasukan yang ditempatkan di Irak setidaknya untuk sementara waktu.

Militer Syi'ah Irak, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, mengatakan bahwa pasukan AS yang meninggalkan timur laut Suriah telah diberikan izin untuk tinggal di Irak.

Pernyataan itu tampaknya bertentangan dengan Esper, yang kemarin mengatakan bahwa semua pasukan AS yang meninggalkan Suriah akan pergi ke Irak barat, dan militer akan terus melakukan operasi terhadap kelompok Islamic State untuk mencegah kembalinya mereka di wilayah tersebut.

Sekretaris Pertahanan AS menambahkan bahwa pasukan tersebut akan berada di sana sementara sampai kembali ke rumah tetapi tidak menentukan jadwal.

Amerika Serikat, Esper menjelaskan, tidak memiliki rencana untuk meninggalkan pasukan-pasukan itu di Irak "tanpa akhir" dan bahwa ia "bermaksud untuk berbicara dengan para pemimpin Irak tentang masalah ini."

Al-Shammari mengatakan Esper pergi ke Irak atas undangan orang Irak. Dia menunjukkan bahwa kedua pihak sepakat dalam pembicaraan kemarin bahwa pasukan AS yang menyeberang dari Suriah "akan melewati" melalui Irak, dan kemudian akan menuju ke Kuwait, Qatar atau Amerika Serikat "dalam periode tidak melebihi empat minggu."

Menteri Syi'ah Irak itu mengatakan bahwa pesawat yang akan membawa pasukan AS keluar dari Irak telah tiba.

Rusia dan Turki mencapai kesepakatan pada hari Selasa di mana mereka akan mengerahkan pasukan mereka di seluruh perbatasan timur laut Suriah untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh penarikan pasukan mendadak Presiden AS Donald Trump, sebuah langkah yang membuka jalan bagi invasi Turki awal bulan ini. (MeMo)


latestnews

View Full Version