AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Gedung Putih berencana untuk menyimpan 500 tentara AS di bagian timur laut Suriah untuk fokus menjaga ladang-ladang minyak di sana dan mengirimkan lebih banyak tank tempur untuk melindungi mereka, menurut sebuah laporan.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat militer AS mempresentasikan pilihan-pilihan itu ke Gedung Putih pada hari Kamis (24/10/2019).
Ini terjadi ketika Presiden Donald Trump dilaporkan diperkirakan akan mengubah rencananya untuk menarik semua pasukan Amerika dari Suriah dan menyetujui rencana baru untuk menyimpan beberapa ratus pasukan AS di Suriah timur untuk membantu sekutu Kurdinya mempertahankan kendali atas ladang minyak.
Trump mengindikasikan pada hari Kamis keinginannya untuk melindungi ladang minyak ini.
"Kami tidak akan pernah membiarkan ISIS yang dibentuk kembali memiliki bidang-bidang itu!"
Diskusi ini berlangsung ketika Menteri Pertahanan Mark Esper berada di Brussels meminta anggota Organisasi Pakta Atlantik Utara lainnya untuk berbicara menentang serangan Turki ke Suriah awal bulan ini, menurut Journal.
Pada hari Ahad New York Times mengutip seorang pejabat senior administrasi Trump yang mengatakan pada hari Minggu bahwa presiden condong ke arah rencana Pentagon baru untuk menjaga kontingen pasukan Operasi Khusus di beberapa pangkalan di Suriah timur, beberapa di dekat perbatasan Irak.
Rencana itu akan membantu militan Komunis Kurdi mengendalikan ladang-ladang minyak di timur dan mencegah pasukan pemerintah Suriah kembali mengambil alih kendali atas wilayah-wilayah yang diduduki oleh pasukan asing dan proksi mereka.
Pasukan Tentara Demokratik Suriah (SDF), sebuah kelompok milisi yang dipimpin Kurdi yang didukung oleh AS, telah beralih pihak untuk bergabung dengan pasukan pemerintah Suriah setelah Trump mengumumkan penarikan Amerika.
Rencana baru itu tampaknya merupakan upaya AS untuk menjauhkan bangsa Kurdi dari pemerintah pusat di Damaskus dan mempertahankan kendali atas ladang minyak Suriah.
Dalam perubahan besar-besaran dalam kebijakan militer AS, Gedung Putih mengumumkan pada 6 Oktober bahwa AS akan menarik pasukannya dari timur laut Suriah, membuka jalan bagi serbuan Turki ke wilayah tersebut.
Tiga hari kemudian, Turki melancarkan serangan dengan tujuan membersihkan wilayah utara Suriah di dekat perbatasannya dengan militan Komunis Kurdi yang didukung AS, yang dipandang sebagai teroris yang terkait dengan pemberontak Komunis Partai Pekerja Kurdistan (PKK). (ptv)