BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 2.300 lainnya terluka pada Jum'at (25/10/2019) di Irak selama selama protes anti-pemerintah Jum'at yang meletus di dekat Zona Hijau Baghdad yang dibentengi, menurut komisi hak asasi Irak, Anadolu melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan, Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak mengatakan, kematian terjadi setelah bentrokan antara pemrotes dan pasukan keamanan.
Bentrokan itu juga menyebabkan 2.312 orang terluka, yang sebagian besar disebabkan oleh gas air mata.
Delapan demonstran tewas di Baghdad, sementara sembilan kematian dilaporkan di Dhi Qar, sembilan di Maysan, tiga di Basra, dan satu di al-Muthanna, kata pernyataan itu.
Menurut sumber keamanan, pemerintah Syi'ah Irak memberlakukan jam malam di Basra, Wasit, Muthanna, Babil, Diwaniya, dan kegubernuran Dhi Qar.
Sumber-sumber lokal mengatakan sayap militer gerakan Sadrist yang setia kepada ulama Syi'ah Irak Moqtada Al-Sadr, Saraya al-Salam, bentrok dengan milisi Syi'ah Gerakan Asaib Al-Haq yang pro-Iran di kegubernuran Dhi Qar.
Senjata-senjata berat digunakan selama bentrokan, sumber mengklaim, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut diberikan.
Sementara itu, para demonstran telah mulai melakukan aksi duduk dengan mendirikan tenda di Lapangan Tahrir di Baghdad.
Komando Operasi Gabungan Angkatan Darat memperingatkan agar tidak mengambil tindakan keras bagi mereka yang mengeksploitasi demonstrasi dengan membunuh atau melukai orang, membakar properti negara dan pribadi dan menjarah mereka.
"Kami meminta para demonstran untuk tidak mengizinkan orang-orang seperti itu bergabung dalam protes," katanya dalam sebuah pernyataan.
Selama sebulan terakhir, Irak menyaksikan protes massa anti korupsi yang menewaskan ratusan orang. Pemerintahan Syi'ah Irak yang disetir Iran berturut-turut telah gagal mengakhiri nepotisme dan korupsi ketika pemerintah saat ini berjuang untuk mengakhiri salah kelola dana publik.
Para pendemo juga menyuarakan sikap anti-Iran yang dianggap sebagai salah satu biang kekacauan di negara itu dan menginginkan mereka keluar dari Irak.
Menurut angka Bank Dunia, Irak memiliki tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi sekitar 25%. Itu juga peringkat sebagai negara ke-12 paling korup di dunia oleh beberapa organisasi transparansi. (MeMo)