AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Jaringan media sosial Twitter dilaporkan telah membuat pernyataan setelah tuntutan pidana diajukan terhadap dua mantan karyawannya, yang dituduh sebagai mata-mata untuk Arab Saudi.
CNN Arabic melaporkan bahwa Twitter merilis pernyataan resmi yang mengatakan, “Kami memahami risiko besar yang dihadapi oleh banyak pengguna Twitter yang berbagi prinsip mereka dengan dunia dan meminta pertanggungjawaban mereka yang berkuasa. Kami memiliki alat untuk melindungi privasi mereka dan kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan vital mereka. "
"Kami berkomitmen untuk melindungi mereka yang menggunakan layanan kami untuk menyerukan kesetaraan, kebebasan individu, dan hak asasi manusia," pernyataan itu menambahkan, menurut CNN Arab.
Tiga pria dituduh memata-matai pengguna Twitter untuk Arab Saudi, setelah putusan oleh Pengadilan Federal San Francisco di Amerika Serikat pada hari Rabu. Mereka diidentifikasi sebagai mantan karyawan Twitter Ali Alzabarah dan Ahmad Abouammo serta Ahmed Almutairi, seorang pejabat pemasaran yang memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan Saudi.
Hanya Abouammo, seorang warga negara AS berusia 41 tahun, yang ditahan. Dia awalnya diberikan jaminan tetapi ini kemudian dibatalkan. Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk dua pria lainnya, yang diyakini berada di Arab Saudi.
Menurut dakwaan Abouammo, ia berulang kali mengakses akun Twitter seorang pembangkang terkemuka di Saudi dan dapat mengetahui alamat email dan nomor teleponnya.
Alzabarah, yang sebelumnya tinggal di AS, menemukan informasi dari 6000 akun Twitter, 33 di antaranya otoritas Saudi mengajukan permintaan penegakan hukum ke Twitter, menurut dakwaan AS.
Twitter mengetahui tentang akses data tidak sah Alzabarah pada akhir 2015 dan menempatkannya sebagai cuti administratif. Dia kemudian meninggalkan Amerika Serikat.
Tiga orang yang didakwa oleh Pengadilan Federal San Francisco diyakini telah direkrut oleh otoritas Saudi antara 2014 dan 2015.
Tahun lalu, kantor Twitter di Dubai memberikan informasi kepada otoritas Saudi yang menyebabkan penangkapan Turki bin Abdul Aziz Al-Jasser, seorang jurnalis yang mengelola akun Twitter Kashkool, yang mengungkap pelanggaran HAM di Arab Saudi.
Al-Jasser kemudian meninggal di bawah penyiksaan di tahanan Saudi. (TNA)