AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Sekitar 10.000 tahanan Islamic State (IS) yang ditahan di penjara di timur laut Suriah menghadirkan risiko keamanan besar, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Selasa (12/11/2019), mendesak negara-negara untuk mengambil kembali warganya yang bergabung dengan kelompok jihadis tersebut dan ditahan.
"Ini adalah bom waktu untuk memiliki bagian yang lebih baik dari 10.000 tahanan, banyak dari mereka pejuang asing," kata pejabat itu, kepada wartawan dalam panggilan konferensi.
Islamic State kehilangan hampir semua wilayahnya di Irak dan Suriah. Mantan pemimpinnya Abu Bakar al-Baghdadi meninggal dalam serangan AS bulan lalu tetapi kelompok itu tetap menjadi ancaman keamanan di Suriah dan sekitarnya.
Sekutu telah khawatir bahwa pejuang IS dapat melarikan diri sebagai akibat dari serangan Turki terhadap pejuang milisi Komunis Kurdi Suriah yang telah menahan ribuan pejuang kelompok itu dan puluhan ribu anggota keluarga mereka.
Pejabat itu mengatakan sedikit kemajuan yang dicapai dalam pemulangan para tahanan Islamic State, dengan hanya beberapa yang diambil kembali oleh beberapa negara Timur Tengah dan Asia Tengah.
"Mengingat ada ratusan orang yang ditahan dari Eropa, kami sangat bermasalah dengan ini dan ini merupakan masalah utama diskusi diplomatik," kata pejabat itu.
Amerika Serikat akan mengadakan pertemuan para menteri luar negeri dari koalisi pimpinan AS melawan IS di Washington pada hari Kamis untuk membahas langkah selanjutnya tentang bagaimana mengkalibrasi ulang pertarungan melawan kelompok jihadis tersebut
Masalah bagaimana menangani tahanan Islamic State kemungkinan akan menjadi perhatian utama. (Aby)