TEHERAN, IRAN (voa-islam.com) - Setidaknya 40 orang telah terbunuh di Iran sejak anti-protes meletus di seluruh negara itu pada hari Jum'at, menurut sebuah laporan oleh situs web oposisi Radio Farda yang mengutip organisasi-organisasi hak asasi manusia dan video di media sosial.
Sementara pihak berwenang Syi'ah Iran hanya mengkonfirmasi kematian tiga orang sejauh ini, beberapa laporan menyatakan bahwa jumlah kematian setidaknya 13 kali lebih tinggi daripada klaim resmi.
Pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa dari atap gedung pada hari Ahad (17/11/2019) di kota Javanrud, menewaskan sedikitnya empat orang, jaringan hak asasi manusia Kurdistan melaporkan di Twitter.
Enam orang lagi terbunuh pada hari Sabtu dan "antara satu hingga empat" orang pada hari Ahad di Mariwan di provinsi Kurdistan, jurnalis yang berbasis di Mariwan, Adnan Hassanpour mengatakan kepada Radio Farda.
Seorang pria juga ditembak di kepala, mungkin oleh penembak jitu, di Mariwan pada hari Ahad, katanya.
Protes di kota Javanrud, Sanandaj, Kermanshah dan Bukan "meluas" dan jumlah korban tewas "tinggi," tambah Hassanpour.
Di provinsi barat daya Khuzestan, setidaknya 13 orang telah tewas sejak Jum'at, kata aktivis hak asasi manusia Ahwazi yang berbasis di London Karim Dehimi dalam sebuah wawancara dengan Radio Farda.
Iran memberlakukan penjatahan bensin dan menaikkan harga pompa setidaknya 50 persen pada hari Jum'at, mengatakan langkah itu bertujuan membantu warga yang membutuhkan dengan pemberian uang tunai. Protes anti-pemerintah meletus di Iran sejak keputusan itu diumumkan.
Iran hampir sepenuhnya mematikan akses internet di seluruh negara itu ketika protes atas kenaikan harga bahan bakar meningkat untuk hari keempat, LSM keamanan dunia maya Netblocks dikonfirmasi dalam sebuah laporan.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Kamenei pada hari Ahad mendukung kenaikan harga bensin yang telah memicu protes nasional, yang lagi-lagi ia salahkan pada lawan-lawan Republik Syi'ah Iran dan musuh-musuh asing. (Aby)