LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Inggris untuk pertama kalinya akan memulangkan sejumlah anak-anak Inggris yatim dari daerah timur laut Suriah yang secara resmi dikendalikan oleh kelompok Islamic State (IS).
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan pada hari Kamis (21/11/2019) bahwa "anak-anak" yang tidak bersalah "seharusnya tidak pernah mengalami kengerian perang".
"Kami telah memfasilitasi kepulangan mereka ke rumah, karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," sebuah pernyataan menambahkan.
Mereka diperkirakan akan tiba di Inggris dalam beberapa hari mendatang, tanpa ada rincian lebih lanjut tentang pemulangan mereka karena alasan keamanan.
Anak-anak yatim piatu itu telah diserahkan kepada delegasi Kantor Luar Negeri dan telah meninggalkan Suriah, kata koresponden BBC Timur Tengah Quentin Sommerville.
Saat ini ada 60 anak-anak Inggris dan 30 wanita ditahan oleh otoritas Kurdi di Suriah utara, sebuah laporan oleh Human Rights Watch yang dirilis pada bulan Oktober menyatakan.
Badan amal Inggris, Save The Children menyambut pemulangan itu tetapi meminta pemerintah untuk berbuat lebih banyak.
"Semua anak-anak ini perlu dipulangkan sekarang - terutama saat kita memasuki kondisi musim dingin - kamp-kamp ini tidak diatur untuk cuaca yang keras seperti ini yang mungkin kita lihat di Suriah."
Sejauh ini hanya sekitar 1.200 warga negara asing telah dipulangkan dari Suriah dan Irak, ke Turki, Kosovo, Rusia, Tajikistan, Uzbekistan dan Kazakhstan, kata Human Rights Watch.
Awal pekan ini, dilaporkan bahwa Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel telah memblokir inisiatif yang direncanakan untuk menyelamatkan anak yatim Inggris dan anak di bawah umur tanpa pendamping yang pulang dari Suriah.
Klaim sang menteri bahwa anak-anak menimbulkan "masalah keamanan" menyebabkan operasi penyelamatan - dijadwalkan pada akhir Oktober - dibatalkan pada menit terakhir. (TNA)