View Full Version
Rabu, 27 Nov 2019

Koalisi Pimpinan Saudi di Yaman Akan Bebaskan 200 Tahanan Sebagai Upaya Mengakhiri Konflik

ADEN, YAMAN (voa-islam.com) - Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman mengatakan pada hari Selasa (26/11/2019) bahwa pihaknya akan membebaskan 200 pemberontak, sebagai upaya untuk mengakhiri konflik di negara yang dilanda perang itu.

Ini juga akan mengizinkan pasien yang membutuhkan perawatan medis untuk diterbangkan keluar dari bandara Sana'a, yang telah ditutup untuk penerbangan komersial sejak 2016, juru bicara koalisi Turki al-Maliki mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Saudi Press Agency.

Koalisi telah memutuskan "untuk membebaskan 200 tahanan milisi Houthi" dan untuk memfasilitasi "bekerja sama dengan penerbangan Organisasi Kesehatan Dunia yang membawa orang-orang yang membutuhkan perawatan medis dari Sana'a".

Penutupan tiga tahun bandara Sana'a di ibukota Yaman oleh Koalisi telah menjadi "hukuman mati" bagi ribuan warga sipil yang sakit, mencegah mereka bepergian ke luar negeri untuk perawatan medis yang mendesak, Dewan Pengungsi Norwegia dan CARE mengklaim pada Agustus.

Dalam pembicaraan damai yang diperantarai PBB yang diadakan di Swedia tahun lalu, pihak-pihak yang bertikai sepakat tentang pembukaan kembali bandara Sanaa dan pertukaran 15.000 tahanan.

Langkah itu dilakukan sebagai upaya untuk mengakhiri pertikaian di jalan selatan negara itu, dengan separatis dan Dewan Transisi Selatan (STC) yang didukung UEA menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Yaman yang didukung Saudi.

Pemberontak Syi'ah Houthi pada Oktober menawarkan untuk menghentikan semua serangan terhadap sasaran sipil Arab Saudi sebagai bagian dari inisiatif perdamaian untuk mengakhiri konflik yang menghancurkan. Langkah itu dilakukan setelah kelompok pemberontak Syi'ah Houtsi membebaskan 290 tahanan.

Pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran menyerbu Sana'a pada tahun 2014, mendorong koalisi yang dipimpin Saudi untuk campur tangan tahun berikutnya untuk mencoba mengembalikan pemerintah ke kekuasaan.

Perang jalan buntu telah merenggut puluhan ribu nyawa, mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan dan melahirkan krisis kemanusiaan paling menghancurkan di dunia. (TNA)


latestnews

View Full Version