View Full Version
Senin, 09 Dec 2019

Komunitas Muslim Sunni Libanon Ingin Saad Hariri Menjadi Perdana Menteri Lagi

BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Komunitas Muslim Sunni Libanon menginginkan politisi veteran Saad al-Hariri menjadi perdana menteri lagi, pengusaha Samir Khatib mengatakan pada hari Ahad (8/12/2019) setelah bertemu dengan ulama Sunni terkemuka negara itu, mengakhiri pencalonannya sendiri untuk posisi tersebut.

Hariri mengundurkan diri pada akhir Oktober setelah protes massal meletus di Libanon yang menyerukan diakhirinya kelas penguasa negara yang korup dan sektarian.

Protes terus berlanjut sejak itu ketika Libanon menyelam lebih jauh ke dalam krisis ekonomi yang meningkat. Konsultasi untuk menunjuk perdana menteri baru yang dipimpin oleh Presiden Michel Aoun, yang juga difitnah oleh para demonstran, belum membuahkan hasil apa pun.

Dalam sistem politik sektarian Libanon, jabatan perdana menteri dicadangkan untuk seorang Muslim Sunni.

Samir Khatib, seorang pengusaha tanpa pengalaman dalam politik, muncul sebagai calon terdepan untuk posisi itu pekan lalu setelah pembicaraan awal mengesampingkan mantan menteri keuangan Mohammed Safadi.

Hariri memberi dukungannya untuk Khatib, dengan konsultasi formal dengan Aoun pada hari Senin ditetapkan untuk mengkonfirmasi pengangkatannya.

Tetapi pengusaha itu, berbicara setelah pertemuan dengan Grand Mufti Sheikh Abdul Latif Derian pada hari Ahad mengatakan ulama Sunni terkemuka mendukung Hariri.

"Saya mengetahui ... bahwa sebagai hasil dari pertemuan dan konsultasi serta kontak dengan putra-putra sekte Islam [Sunni], kesepakatan dicapai untuk menominasikan Saad al-Hariri untuk membentuk pemerintahan yang akan datang," kata Khatib, menurut Reuters.

Dia menambahkan bahwa dia akan pergi ke rumah Hariri untuk memberi tahu dia "karena dia adalah orang yang mencalonkan saya untuk membentuk pemerintahan baru".

Hariri mengatakan akhir bulan lalu bahwa ia tidak akan kembali ke jabatan teratas.

"Saya berkomitmen pada aturan 'bukan diri saya sendiri, tetapi orang lain' untuk membentuk pemerintahan baru yang berbicara dengan aspirasi rakyat Libanon," kata calon konsensus.

Hariri, yang menjabat sebagai perdana menteri antara 2009 hingga 2011 dan antara 2016 hingga 2019, mengatakan dia hanya akan kembali ke jabatan itu jika dia bisa memimpin pemerintahan menteri ahli.

Sebuah pemerintah yang dipimpin oleh para teknokrat adalah permintaan utama bagi para pemrotes yang percaya para spesialis akan ditempatkan dengan baik untuk menghadapi krisis ekonomi dan politik negara tersebut.

Tuntutan Hariri ditolak oleh kelompok-kelompok kunci termasuk Partai Syi'ah Hizbulata yang kuat dan sekutunya Aoun, yang mengatakan pemerintah di masa depan harus melibatkan politisi. (TNA)


latestnews

View Full Version