LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Gelandang Klub Liga Premier Inggris Arsenal asal Turki Mesut Özil pada hari Jum'at (13/12/2019) mengkritik
kebisuan umat Islam tentang penindasan Cina terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.
Dalam akun media sosialnya, pemain sepak bola itu menulis di bawah judul berita utama, "Turkistan Timur: Luka Berdarah Umat Islam," menyebut orang-orang Uighur "para pejuang yang menentang penganiayaan ... Orang-orang beriman yang mulia yang melakukan perlawanan sendirian melawan orang-orang yang dengan paksa memindahkan orang menjauh dari Islam."
"Al-Quran sedang dibakar ... Masjid-masjid ditutup ... sekolah-sekolah teologi Islam, Madrasah dilarang ... Para ulama dibunuh satu per satu ... Meskipun demikian, umat Islam tetap diam," katanya.
"Tidakkah mereka tahu bahwa memberikan persetujuan untuk penganiayaan adalah penganiayaan itu sendiri? Ali yang terhormat, menantu Nabi Muhammad, mengatakan, 'Jika Anda tidak dapat mencegah penganiayaan, singkaplah," tambahnya.
Cina telah menindas dan menganiaya kaum Uighur, kelompok Muslim Turki, dan menahan hak-hak agama, komersial, dan budaya mereka.
Wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur. Kelompok Muslim Turki tersebut, yang membentuk sekitar 45% dari populasi Xinjiang, telah lama mengatakan pemerintah Cina melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.
Hingga satu juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di Xinjiang, telah dipenjara dalam jaringan yang diperluas dari kamp "pendidikan ulang politik", menurut pejabat AS dan pakar PBB.
Dalam sebuah laporan September lalu, Human Rights Watch menuduh pemerintah China melakukan "kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia" terhadap Muslim Uighur di Xinjiang. (TDS)