BAB EL-MANDAB, YAMAN (voa-islam.com) - Arab Saudi dilaporkan membangun pangkalan militer di pulau Yaman yang strategis ketika Riyadh berupaya untuk mengkonsolidasikan pijakan di negara Arab yang dilanda krisis setelah serangan pemberontak Syi'ah Houtsi di negara berpenduduk mayoritas Sunni tersebut yang menewaskan ribuan warga Yaman dan mengurangi infrastruktur kritis menjadi puing-puing.
Sumber militer pemberontak Syi'ah Houtsi, yang tidak bersedia namanya disebutkan, mengatakan kepada surat kabar online Arabi 21 berbahasa Arab bahwa Saudi sedang memasang instalasi militer di Pulau Zuqar dekat Selat Bab el-Mandab, yang menghubungkan Laut Merah ke Teluk Aden, setelah mengirim puluhan personil militer ke daerah itu.
Sumber itu menambahkan bahwa lebih dari 50 personel militer Saudi saat ini ditempatkan di pulau itu, yang sebelumnya dikendalikan oleh pasukan lokal yang berafiliasi dengan Uni Emirat Arab, sebelum penarikan mereka beberapa bulan lalu.
Dia lebih lanjut mencatat bahwa pasukan Saudi telah mulai membangun bangunan di pulau itu, termasuk pusat komando sebagai tanda keinginan kerajaan untuk mengubahnya menjadi pangkalan militer di Laut Merah.
Sumber itu mengklaim bahwa peran pasukan Saudi telah berkembang dari memberikan dukungan kepada pasukan penjaga pantai yang setia kepada presiden Yaman, Abdu Rabbo Mansour Hadi, untuk memperkuat kehadiran militer mereka sendiri di Pulau Zuqar.
Bulan lalu, Arabi 21, mengutip sebuah sumber informasi, melaporkan bahwa Arab Saudi telah mengirim pasukan militer ke pulau itu, dan memberikan apa yang disebut pasukan penjaga pantai Yaman dengan kapal perang.
Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya meluncurkan kampanye militer di Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan membawa pemerintah Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran yang telah mencaplok sebagian besar negara mayorutas Sunni tersebut.
Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata yang bermarkas di AS (ACLED), sebuah organisasi penelitian konflik nirlaba, memperkirakan bahwa perang telah merenggut lebih dari 100.000 nyawa selama empat setengah tahun terakhir.
Perang juga telah mengambil banyak korban pada infrastruktur negara, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan pabrik. PBB mengatakan lebih dari 24 juta orang Yaman sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 10 juta orang menderita kelaparan tingkat ekstrem. (ptv)