DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Amir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani bertemu dengan pemimpin Hamas Ismail Haniya di Doha pada hari Senin (16/12/2019) untuk membahas perkembangan terbaru dalam urusan Palestina.
Itu adalah kunjungan resmi pertama Haniya ke Qatar sejak ia menggantikan Khaled Meshaal sebagai kepala biro politik Hamas dalam pemilihan Mei 2017, setelah Mesir memberinya izin untuk melakukan perjalanan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.
Posisi perdana menteri sebelumnya diisi oleh Yahya Sinwar, mantan tahanan Palestina yang menghabiskan 22 tahun di penjara-penjara Israel.
Sheikh Tamim menyatakan sikap negaranya yang teguh dan mendukung kepada rakyat Palestina dalam mencapai hak-hak nasional mereka yang sah.
Menurut Kantor Berita Qatar (QNA), Haniya memberi penjelasan singkat kepada Sheikh Tamim tentang perkembangan terbaru dalam urusan Palestina, dengan fokus khusus pada blokade 12 tahun di Jalur Gaza.
Isu-isu penting lainnya yang dibahas termasuk Yerusalem, bangunan permukiman Yahudi yang merajalela di Tepi Barat yang diduduki, dan status pengungsi Palestina dan hak mereka untuk kembali.
Pemimpin Hamas itu juga berterima kasih kepada Amir Qatar untuk upaya Doha dalam mendukung rakyat Palestina.
Jalur Gaza menerima hibah bulanan dari pemerintah Qatar yang kaya gas sebesar $ 30 juta, dengan tujuan memberikan bantuan kepada 109.000 keluarga Palestina yang hidup dalam kemiskinan.
Selain itu, hibah tersebut digunakan untuk membiayai impor bahan bakar untuk daerah kantong pantai, yang sebagai akibat dari blokade sering mengalami pemadaman listrik.
Haniya bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul pada hari Sabtu dan, menurut kantor berita Anadolu, diperkirakan akan melakukan perjalanan ke sejumlah negara seperti Kuwait, Lebanon, Mauritania dan Rusia.
Dia juga dijadwalkan untuk mengunjungi Malaysia untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak yang dihadiri oleh Indonesia, Pakistan, Qatar dan Turki, atas undangan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. (Aje)