BRUSSELS, BELGIA (voa-islam.com) - Parlemen Uni Eropa hari Kamis (19/12/2019) mengeluarkan sebuah resolusi yang menyerukan sanksi yang ditargetkan terhadap para pejabat Cina atas perlakuan terhadap minoritas Uighur.
Cina menghadapi kecaman internasional karena menahan sekitar satu juta warga Uighur dan etnis minoritas Muslim lainnya di kamp-kamp interniran di wilayah barat laut Xinjiang.
Anggota Parlemen Eropa mengatakan pada hari Kamis bahwa catatan hak asasi manusia Cina telah memburuk dalam satu tahun terakhir, dan menyerukan pemerintah Cina untuk "segera mengakhiri praktik penahanan sewenang-wenang tanpa tuduhan, persidangan atau hukuman".
Parlemen Eropa telah menyerukan "sanksi yang ditargetkan dan membekukan aset, jika dianggap tepat dan efektif, terhadap para pejabat Cina yang bertanggung jawab atas represi berat hak-hak dasar di Xinjiang".
Sebelumnya pada hari Rabu, parlemen Eropa telah memberikan penghargaan hak asasi manusia kepada putri intelektual Uighur yang saat ini dipenjara, Ilham Tohti.
Jewher Ilham mengumpulkan Hadiah Sakharov atas nama ayahnya, seorang profesor ekonomi yang dipuji oleh parlemen sebagai "suara moderat dan rekonsiliasi" tetapi dicap oleh Beijing sebagai "teroris".
Beijing awalnya tidak mau mengakui keberadaan kamp-kamp penahanan di Xinjiang, tetapi sekarang mengatakan itu adalah "pusat pelatihan kejuruan" yang diperlukan untuk memerangi terorisme.
Bulan lalu, New York Times memperoleh 403 dokumen tentang tindakan biadab Beijing terhadap sebagian besar etnis minoritas Muslim di kawasan itu, termasuk pidato yang tidak dipublikasikan oleh Presiden Cina Xi Jinping, yang mendesak para pejabat untuk menunjukkan "tidak ada ampun sama sekali" kepada para ekstremis. (TNA)