View Full Version
Kamis, 02 Jan 2020

Pasukan Israel Tangkap 5.500 Warga Palestina, Termasuk Wanita dan Anak-anak Selama 2019

TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Sejumlah kelompok hak asasi manusia Palestina mengatakan pasukan militer Israel telah menangkap lebih dari 5.500 warga Palestina, termasuk 889 anak-anak dan 128 anak perempuan dan perempuan, di Tepi Barat yang diduduki sepanjang tahun 2019.

Kelompok-kelompok Palestina, termasuk Masyarakat Penjara Palestina (PPS), mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah tahanan Palestina yang saat ini ditahan di balik jeruji besi di pusat-pusat penahanan Israel berjumlah sekitar 5.000, termasuk 50 wanita dan 200 anak-anak.

Sekitar 450 narapidana berada di bawah apa yang disebut penahanan administratif, yang merupakan semacam penjara tanpa pengadilan atau dakwaan yang memungkinkan Israel untuk memenjarakan warga Palestina hingga enam bulan, yang dapat diperpanjang beberapa kali.

Pernyataan itu menambahkan bahwa sekitar 700 tahanan menderita berbagai penyakit, dan ada 10 pasien kanker dan 200 lainnya dengan penyakit kronis di antara mereka.

"Pada 2019, otoritas Israel mengintensifkan kampanye penangkapan sewenang-wenang terhadap perempuan dan anak-anak, yang menderita berbagai bentuk penyiksaan baik selama maupun setelah penangkapan," bunyi laporan itu.

Pernyataan lebih lanjut mencatat bahwa lima tahanan Palestina meninggal di penjara-penjara Israel karena kurangnya perawatan medis yang tepat dan kelalaian medis yang disengaja pada 2019.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan lebih dari 50 tahanan melakukan mogok makan sebagai protes terhadap kebijakan layanan penjara Israel, serta terhadap kebijakan penahanan administratif.

"Otoritas pendudukan Israel melanggar semua aturan hukum internasional dan kemanusiaan, dan memperkuat pelanggaran mencolok mereka melalui sistem peradilan," kata mereka.

Kelompok-kelompok hak asasi menyerukan badan-badan lokal, regional dan internasional untuk memberikan tekanan pada rezim Israel untuk menghentikan pelanggaran terhadap tahanan Palestina.

Bulan lalu, PPS mengatakan dalam sebuah laporan bahwa anak-anak Palestina yang ditangkap telah mengalami berbagai pelanggaran hak asasi di tangan pasukan Israel.

Mereka sering dibawa pergi dari rumah mereka larut malam dan ditahan dalam kondisi yang keras, kata laporan itu.

Disebutkan bahwa anak-anak yang ditangkap dirampas haknya atas pendidikan, yang merupakan pelanggaran nyata terhadap Deklarasi Hak-Hak Anak.

Awal tahun ini, Asosiasi Tahanan Palestina dan Tahanan Nurani dan Organisasi Perlindungan Hak Asasi Manusia mengumumkan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa 216 warga Palestina telah kehilangan nyawa mereka di penjara-penjara Israel sejak 1967.

Di antara ini, tujuh ditembak, sementara 72 lainnya disiksa sampai mati dan 59 meninggal karena kurangnya perawatan medis.

Pernyataan tersebut mencatat bahwa warga Palestina di tahanan Israel menjadi sasaran perlakuan "tidak manusiawi", termasuk penyiksaan fisik dan psikologis.

Sekitar 60% dari tahanan telah menderita "serangan fisik brutal."

Pernyataan itu akhirnya mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk meluncurkan komite khusus untuk menyelidiki kematian Palestina di penjara-penjara Israel. (ptv)


latestnews

View Full Version