AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jum'at (17/1/2020) bahwa Pemimpin Tertinggi Syi'ah Iran Ayatola Ali Kamenei "harus sangat berhati-hati" tentang apa yang dia katakan, lapor Anadolu Agency.
Trump menanggapi pernyataan yang dibuat oleh Kamenei selama khotbah sholat Jum'at pertamanya dalam delapan tahun, di mana ia mengatakan kepada para jamaah yang meneriakkan "Kematian bagi Amerika" bahwa para pasukan elit Korps Pengawal Revolusi Syi'ah Iran (IRGC) dapat melakukan perlawanan mereka di luar perbatasan Iran setelah pembunuhan komandan top Iran.
Menurut Trump, pidato menyerang Khamenei, di mana ia menyerang Amerika Serikat yang "jahat" dan menggambarkan Inggris, Prancis, dan Jerman sebagai "antek Amerika," adalah sebuah kesalahan
"Yang disebut 'Pemimpin Tertinggi' Iran, yang belum begitu Supreme belakangan ini, memiliki beberapa hal buruk untuk dikatakan tentang Amerika Serikat dan Eropa. Ekonomi mereka hancur, dan rakyatnya menderita. Dia harus sangat berhati-hati dengan kata-katanya !,” kata Trump di Twitter.
Awal bulan ini, Qasem Soleimani, kepala pasukan elit Quds IRGC, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad.
Kematiannya menandai peningkatan dramatis dalam ketegangan antara AS dan Iran, yang sering berada di puncaknya sejak Trump pada 2018 memilih untuk menarik Washington secara sepihak dari pakta nuklir kekuatan dunia 2015 dengan Teheran.
Khamenei, yang menganugerahkan kehormatan tertinggi negara itu pada Soleimani tahun lalu, bersumpah "pembalasan hebat" dalam menanggapi pembunuhannya.
IRGC meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik terhadap pangkalan militer AS dan pasukan koalisi di Irak. Serangan itu sendiri tidak menimbulkan korban jiwa namun hanya melukai 11 tentara AS yang ada di pangkalan udara Ain Al-Assad. (MeMo)