RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi meluncurkan sayap militer wanita pertamanya di angkatan bersenjata negara itu pekan ini menandai apa yang banyak orang yakini sebagai tonggak lain dalam program modernisasi Visi 2030 yang ambisius yang dipelopori oleh Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS).
Membuka pasar kerja bagi wanita Saudi dipandang sebagai langkah besar menuju reformasi kerajaan yang sangat konservatif. Sejak peluncuran Visi 2030 di 2016, setiap sektor dari keamanan penerbangan hingga pengontrol paspor telah mulai mempekerjakan staf wanita.
Berita tentang peluncuran sayap militer wanita dilaporkan oleh Reema Bandar Al Saud, duta besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat. "Sayap perempuan pertama di Angkatan Bersenjata Arab Saudi telah diresmikan," tulisnya di tweet.
Pada Oktober tahun lalu, Arab Saudi mengumumkan bahwa wanita di kerajaan itu akan diizinkan untuk bertugas di angkatan bersenjata.
Sebuah majalah Saudi melaporkan bahwa sayap baru itu diresmikan oleh sejumlah pejabat militer senior kerajaan.
Sayap baru itu dikatakan sebagai bagian dari inisiatif yang lebih besar oleh Arab Saudi untuk mengintegrasikan wanita ke dalam angkatan bersenjata, sebuah upaya yang sekarang telah membuka militer untuk wanita di seluruh negara.
Wanita Arab Saudi kini dapat direkrut sebagai kopral lance, kopral, sersan, dan sersan staf di beberapa cabang seperti Pasukan Darat Kerajaan Saudi, Angkatan Udara Saudi, Pasukan Angkatan Laut Saudi, Pasukan Pertahanan Udara Saudi, Pasukan Pertahanan Udara Kerajaan Saudi, Pasukan Rudal Strategis Saudi Arabia dan Layanan Kesehatan Angkatan Bersenjata.
Semakin banyak perempuan Saudi yang menembus sektor-sektor yang dulunya didominasi laki-laki, satu wilayah baru-baru ini adalah perbatasan negara. Bahkan, dilaporkan pada 2019 bahwa pada tahun ini, hingga 70 persen petugas pengontrol paspor yang berbasis di bandara-bandara utama Saudi bisa jadi perempuan. (TNA)