View Full Version
Ahad, 09 Feb 2020

Pembicaraan Pihak yang Bertikai Libya di Jenewa Berakhir Tanpa Perjanjian Gencatan Senjata

JENEWA, SWISS (voa-islam.com) - Pembicaraan antara perwakilan dari pihak-pihak yang bertikai Libya di Jenewa pekan ini berakhir hari Sabtu (8/2/2020) tanpa perjanjian gencatan senjata tetapi PBB telah mengusulkan negosiasi putaran kedua untuk 18 Februari.

Pembicaraan itu bertujuan untuk mengakhiri pertikaian antara pemerintah yang diakui PBB di Tripoli, dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al-Sarraj, dan Tentara Nasional Libya gadungan (LNA) yang berbasis di timur, dipimpin oleh Jenderal pemberontak Khalifa Haftar, konflik terbaru yang menghantam negara Afrika Utara.

"Ketika kedua pihak sepakat tentang perlunya melanjutkan negosiasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang komprehensif, [misi PBB] telah mengusulkan 18 Februari 2020, sebagai tanggal untuk putaran pembicaraan baru" di Jenewa, kata PBB.

Utusan PBB Ghassan Salame sebelumnya mengatakan kedua belah pihak sepakat tentang perlunya mengubah gencatan senjata mereka menjadi gencatan senjata penuh tetapi ada "titik divergensi."

Lima perwira senior dari Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB dan lima yang ditunjuk oleh LNA mengambil bagian dalam perundingan sebagai bagian dari "komisi militer" yang dibentuk dalam negosiasi perdamaian yang lebih luas.

Pada pertemuan puncak di Berlin bulan lalu, para pemimpin dunia berkomitmen untuk mengakhiri semua campur tangan asing di negara itu dan untuk menegakkan embargo senjata untuk membantu mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung lama.

Negara kaya minyak itu telah terpecah oleh pertempuran antara faksi-faksi yang berseteru sejak pemberontakan yang didukung NATO 2011 yang menewaskan diktator Muammar Khadafi dan menggulingkan rezimnya. (Aby)


latestnews

View Full Version