RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Sebuah kelompok payung Yahudi AS mengirim satu delegasi pada kunjungan resmi ke Arab Saudi pekan ini, media Israel melaporkan, menambahkan bahwa perjalanan itu diyakini sebagai yang pertama sejak 1993.
Konferensi Presiden Organisasi Yahudi Amerika mengirim utusan ke kerajaan itu dalam kunjungan empat hari yang dimulai pada hari Senin dan termasuk pertemuan dengan para pejabat senior Saudi.
Delegasi kelompok payung Yahudi itu juga bertemu Mohammed al-Issa, sekretaris jenderal Liga Muslim Dunia yang baru-baru ini memimpin delegasi ke Auschwitz dan terlihat dekat dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Konferensi Presiden didirikan pada 1950-an sebagai badan terpadu yang mewakili suara-suara kelompok-kelompok Yahudi AS tentang masalah kebijakan luar negeri.
Namun, para anggotanya terpecah pada masalah yang berkaitan dengan kebijakan pemukiman ilegal Israel dan hubungan dekat dengan Donald Trump.
Diyakini bahwa kunjungan mereka ke Arab Saudi, mendapatkan restu dari presiden AS dan Netanyahu.
Kunjungan itu dilakukan ketika Riyadh terus menolak normalisasi dengan Israel, menepis laporan bahwa putra mahkotanya memiliki rencana untuk bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Tidak ada pertemuan yang direncanakan antara Arab Saudi dan Israel," Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan kepada Al Arabiya English milik negara, Kamis.
"Kebijakan Arab Saudi sudah sangat jelas sejak awal konflik ini. Tidak ada hubungan antara Arab Saudi dan Israel dan kerajaan berdiri kokoh di belakang Palestina," tambahnya.
Seperti kebanyakan negara Arab, Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.Namun monarki Teluk Arab tersebut telah membuat sejumlah langkah baru-baru ini mengisyaratkan hubungan yang lebih hangat dengan negara Yahudi.
Namun pada akhir Januari, Pangeran Faisal mengatakan kepada saluran TV AS CNN bahwa warga Israel tidak diizinkan untuk datang ke Arab Saudi, setelah negara Yahudi itu mengatakan telah memberi warganya lampu hijau untuk berkunjung.
Arab Saudi mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya "menghargai" upaya Presiden Donald Trump untuk "rencana perdamaian" Timur Tengah, yang telah ditolak dengan keras oleh Palestina.
Ketika ditanya tentang pertemuan Netanyahu awal bulan ini dengan pemimpin Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, Pangeran Faisal mengatakan: "Sudan adalah negara berdaulat. Mereka dapat menilai kepentingan kedaulatan mereka sendiri."
Organisasi Pembebasan Palestina menyebut pertemuan itu "tusukan di belakang rakyat Palestina". (TNA)