View Full Version
Kamis, 20 Feb 2020

Erdogan Bersumpah Bebaskan Seluruh Libya dari Pemberontak Pimpinan Haftar yang Didukung Rusia

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Rabu (19/2/2020) mengatakan ia akan membantu Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya (GNA) mengendalikan seluruh negara jika pembicaraan internasional gagal mencapai kesepakatan damai.

Pemerintah persatuan Libya mengumumkan pada Selasa malam bahwa mereka menghentikan partisipasinya dalam pembicaraan PBB yang bertujuan menengahi gencatan senjata abadi di negara yang dilanda perang tersebut, di mana gencatan senjata rapuh telah berulang kali dilanggar.

Penarikan itu terjadi setelah rentetan tembakan roket yang dilepaskan pasukan pemberontak pimpinan Khalifa Haftar menghantam sebuah pelabuhan di ibu kota Tripoli - target operasi berbulan-bulan oleh Haftar untuk menggulingkan GNA.

Berbicara di markas besar Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), Erdogan mengatakan Turki akan terus mendukung otoritas Tripoli untuk "membangun dominasi" di seluruh negara.

Bulan lalu, parlemen Turki mengesahkan undang-undang yang menyetujui penempatan militer ke Libya, yang bertujuan menopang pemerintahan Perdana Menteri Libya Fayez al-Sarraj yang berbasis di Tripoli yang didukung PBB.

Turki dilaporkan telah mengerahkan lebih dari dua ribu pejuang Suriah ke Libya untuk menangkis serangan oleh pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar.

Awal pekan ini para menteri luar negeri Uni Eropa sepakat untuk meluncurkan misi angkatan laut untuk memberlakukan embargo senjata, yang menurut PBB dilanggar oleh udara, darat dan laut.

Operasi angkatan laut akan diizinkan untuk campur tangan untuk menghentikan pengiriman senjata ke negara Afrika Utara tersebut.

Erdogan pada hari Rabu mengutuk pernyataan itu, mengatakan Uni Eropa tidak memiliki wewenang untuk membuat keputusan tentang Libya.

Negara-negara termasuk Rusia, Uni Emirat Arab dan Mesir mendukung Haftar, sementara pemerintah yang diakui PBB yang dipimpin oleh Fayez al-Sarraj didukung oleh Turki dan Qatar.

Haftar pada hari Rabu bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di lokasi yang dirahasiakan untuk pembicaraan tentang penyelesaian konflik, klaim kementerian pertahanan Rusia.

Mereka membahas "peran penting" perundingan Moskow pada Januari dan "kebutuhan untuk memenuhi" persyaratan yang disepakati pada perundingan di Berlin bulan lalu, katanya.

Para pemimpin dunia telah sepakat pada pertemuan itu untuk mengakhiri semua campur tangan dalam konflik dan menghentikan aliran senjata, tetapi tidak banyak yang berubah sejak saat itu.(TNA)


latestnews

View Full Version