KUALA LUMPUR, MALAYSIA (voa-islam.com) - Raja Malaysia telah menunjuk politisi kawakan Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri baru, putaran terakhir untk krisis politik selama sepakan
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh istana pada hari Sabtu (29/2/2020), Raja Adbullah mengatakan bahwa Muhyiddin, seorang mantan menteri dalam negeri dan presiden partai Bersatu, akan dilantik pada hari Ahad karena ia kemungkinan mendapat dukungan paling besar dari setiap kandidat.
Penunjukan itu dilakukan setelah pengunduran diri Perdana Menteri Mahathir Mohamad pekan ini, sebuah langkah yang menjerumuskan negara ke dalam krisis menyusul perselisihan politik akhir pekan dan runtuhnya aliansi yang berkuasa.
"Proses untuk menunjuk perdana menteri tidak dapat ditunda karena negara membutuhkan pemerintahan untuk kesejahteraan rakyat dan bangsa," kata pernyataan istana.
Raja memutuskan bahwa "itu adalah keputusan terbaik untuk semua".
Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah Mahathir mencapai kesepakatan baru untuk bekerja sama dengan mantan aliansi yang berkuasa yang dipimpin oleh saingannya Anwar Ibrahim dan memberikan namanya lagi sebagai kandidat PM.
Namun istana mengumumkan bahwa Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah percaya bahwa Muhyiddin mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen.
"Saya hanya meminta semua orang Malaysia untuk menerima keputusan yang diumumkan oleh istana nasional hari ini," kata Muhyiddin kepada wartawan di rumahnya.
'Diberi kesempatan'
Mahathir, 94, telah memimpin Aliansi Harapan / Pakatan Harapan (PH) untuk kemenangan pemilu yang spektakuler pada tahun 2018 tetapi pemerintah kolaisi ambruk pada hari Senin ketika ia tiba-tiba berhenti.
Muhyiddin muncul pada hari Jum'at sebagai calon terdepan setelah menerima lebih banyak dukungan dari anggota parlemen daripada Anwar Ibrahim dari Pakatan Harapan, saingan lama dan kadang-kadang sekutu Mahathir.
Penunjukan Muhyiddin, yang mengepalai partai Bersatu Mahathir, ironisnya akan mengembalikan kekuasaan Organisasi Nasional Melayu Bersatu, yang digulingkan oleh aliansi penguasa Mahathir dalam pemungutan suara bersejarah pada Mei 2018.
Amy, seorang pemilih Malaysia dari Kuala Lumpur, mengatakan bahwa meskipun dia menyukai Mahathir dan mendukungnya selama pemilihan 2018, dia menyambut pemilihan Muhyiddin.
"Dia harus diberi kesempatan," katanya kepada Al Jazeera.
Razali, 62, seorang warga Malaysia dari kota Ipoh, mengatakan ia mempercayai raja Malaysia untuk memilih pemimpin yang tepat untuk negara itu.
"Jadi, siapa pun yang dia pilih, kita ikut saja," katanya. "Mahathir sudah berusia 94 tahun, dan sudah waktunya baginya untuk pensiun." (Aje)