View Full Version
Senin, 02 Mar 2020

Peziarah Iran Jilati Kuil-kuil Suci Syi'ah di Qom, Sesumbar Tidak Akan Terinfeksi Virus Corona

QOM, IRAN (voa-islam.com) - Para peziarah ke tempat-tempat suci keagamaan Syi'ah di Iran dilaporkan telah berusaha untuk menantang ketakutan terhadap wabah virus Corona dengan menjilati kuil-kuil suci agama Syi'ah untuk membuktikan bahwa mereka tidak akan sakit.

Sebuah video yang diposting di twitter menunjukkan tiga orang, termasuk seorang yang tampaknya masih kecil, menjilati penutup kaca dan kisi-kisi logam di kuil-kuil suci Syi'ah di Qom dan Mashhad.

Qom, yang merupakan pusat ziarah keagamaan terkemuka bagi penganut agama Syi'ah, juga merupakan pusat virus di Iran.

"Berhentilah bermain dengan kepercayaan orang-orang, virus Corona tidak ada artinya di kuil-kuil Syi'ah," seorang pria tercatat mengatakan di kuil Fatima Masumeh di Qom, sebagai tanggapan atas permintaan pihak berwenang untuk menutup situs ziarah tersebut di tengah wabah.

"Aku menjilati ini dan aku tidak peduli apa yang terjadi," seorang pria lain ditunjukkan mengatakan, sebelum menjilati kisi-kisi logam yang menaungi situs kuburan yang terkenal tersebut.

Kuil-kuil suci Syi'ah di Iran, yang menarik jutaan peziarah setiap tahun, tetap terbuka untuk para pelancong meskipun Republik Syi'ah itu memiliki wabah virus COVID-19 terbesar di Timur Tengah.

Tanggapan Teheran terhadap krisis ini kontras dengan otoritas Saudi, yang telah menghentikan akses ke Mekah dan Madinah dan menangguhkan sementara visa untuk ziarah umrah, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah menyebabkan puluhan ribu jamaah Muslim di seluruh dunia dalam limbo.

Kerajaan Saudi pada hari Kamis juga menangguhkan visa bagi wisatawan dari negara-negara yang terkena virus itu karena kekhawatiran akan pandemi semakin dalam.

Di tengah tekanan atas tanggapannya yang tampaknya tidak memadai terhadap wabah COVID-19, Iran pada hari Rabu mengatakan akan membatasi akses ke beberapa situs suci Syi'ah di seluruh negeri.

Pihak berwenang juga akan menunda sholat Jum'at di daerah-daerah yang sangat terpengaruh oleh virus tersebut.

Menurut sumber-sumber sistem kesehatan yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh BBC, setidaknya 210 orang telah tewas karena virus Corona di Iran - jauh melampaui angka kematian resmi 54 orang. Seorang juru bicara kementerian kesehatan dengan marah tidak mau mengakui angka itu.

Sementara Iran telah menolak klaim tersebut dan menyebutnya sebagai rumor, Iran telah berusaha keras untuk mengendalikan wabah tersebut, menutup sekolah, menangguhkan acara budaya dan olahraga.

Bahkan menghentikan pertemuan kabinet dan parlemen, di tengah penyebaran penyakit di kalangan elit politik negara itu.

Pada hari Sabtu, anggota parlemen Iran yang baru terpilih, Mohammad Ali Ramazani tewas setelah dinyatakan positif virus mematikan beberapa hari sebelumnya, The Independent melaporkan.

Korban virus Corona Iran adalah yang tertinggi untuk negara lain selain Cina - tempat COVID-19 pertama kali muncul.

Salah satu dari tujuh wakil presiden Iran, Massoumeh Ebtekar, dan Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi adalah beberapa pejabat senior yang telah terinfeksi.

Banyak negara tetangga Iran telah melaporkan infeksi virus Corona pada orang-orang yang terkait dengan Iran, dan sebagian besar telah memberlakukan pembatasan perjalanan ke dan dari republik Syi'ah tersebut.

Pada hari Rabu, otoritas Iran mengumumkan pembatasan perjalanan domestik untuk orang-orang yang terinfeksi atau dicurigai terinfeksi. (TNA)


latestnews

View Full Version