View Full Version
Senin, 02 Mar 2020

Yunani Blokir Hampir 10.000 Imigran yang Berusaha Masuk dari Perbatasan dengan Turki

ATHENA, YUNANI (voa-islam.com) - Yunani telah memblokir hampir 10.000 migran yang berusaha masuk dari perbatasan Turki selama 24 jam terakhir, kata sebuah sumber pemerintah Yunani pada hari Ahad (2/3/2020).

Sumber itu mengatakan tentara dan polisi telah menghentikan ribuan orang dari memasuki wilayahnya setelah gelombang besar migran membengkak di sepanjang perbatasan pada akhir pekan menyusul ancaman Erdogan untuk membuka perbatasannya ke Eropa.

"Dari pukul 06:00 Sabtu pagi hingga 06:00 Ahad pagi, 9.972 pintu masuk ilegal telah dihindarkan di daerah Evros," kata sumber pemerintah, merujuk pada wilayah timur laut di sepanjang perbatasan Turki.

Kerumunan besar mencoba menyeberang ke Yunani melalui Hutan Kastanies pada dini hari Ahad, kata sumber itu.

Otoritas Yunani mengatakan 73 migran telah ditangkap, tetapi menambahkan bahwa mereka "bukan dari Idlib, tetapi dari Afghanistan, Pakistan, Somalia".

Sekitar 13.000 migran telah berkumpul di sepanjang perbatasan Turki-Yunani, termasuk keluarga dengan anak kecil, Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan pada hari Sabtu.

Pasukan keamanan Yunani sedang berpatroli di tepi sungai Evros - titik persimpangan umum - dan telah mengeluarkan peringatan pengeras suara untuk tidak memasuki wilayah Yunani.

Pada hari Sabtu bentrokan meletus di sepanjang perbatasan, di mana polisi Yunani menembakkan gas air mata ke migran yang kemudian melemparkan batu ke arah petugas.

Erdogan mengancam akan membuka gerbang Turki untuk beberapa dari 3,6 juta pengungsi yang ditampungnya sebagai cara untuk menekan negara-negara Uni Eropa atas konflik di Suriah.

Turki dan Rusia, yang mendukung pasukan berlawanan dalam konflik, telah mengadakan pembicaraan untuk meredakan ketegangan setelah serangan udara menewaskan 34 tentara Turki, memicu kekhawatiran perang yang lebih luas dan krisis migrasi baru untuk Eropa.

PBB mengatakan hampir satu juta orang - setengah dari mereka anak-anak - telah mengungsi akibat pertempuran di barat laut Suriah sejak Desember, terpaksa mengungsi dalam cuaca yang sangat dingin.

Pada 2015, Yunani menjadi titik masuk utama Uni Eropa untuk satu juta migran, kebanyakan dari mereka adalah pengungsi yang melarikan diri dari perang saudara Suriah.

Ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyatakan "prihatin" pada aliran migran tanpa hambatan dari Turki ke perbatasan luar blok di Yunani dan Bulgaria.

"Prioritas utama kami pada tahap ini adalah untuk memastikan bahwa Yunani dan Bulgaria mendapat dukungan penuh kami," tweetnya, Sabtu. (ptv)


latestnews

View Full Version