ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Senin (2/3/2020) bahwa ia telah menolak tawaran Uni Eropa untuk tambahan satu miliar Euro untuk membantu menangani sekitar empat juta pengungsi yang mereka tampung.
"Mereka memberi tahu kami, 'kami akan mengirim Anda satu miliar Euro.' Siapa yang kamu coba untuk tipu ... Kami tidak menginginkan uang ini," kata Erdogan pada konferensi pers pada hari Senin.
Uni Eropa pada hari Senin menyuarakan keprihatinan atas situasi di perbatasan dengan Yunani beberapa hari setelah Turki mengatakan telah "membuka pintunya" bagi para pengungsi dan migran untuk pergi ke UE.
Para menteri dalam negeri UE akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Rabu, Christophe Castaner dari Prancis mengatakan.
Ribuan migran kini berkumpul di perbatasan Turki dengan Yunani, yang mengambil langkah kejam untuk mencegah orang memasuki negara itu.
Erdogan mengatakan "tentara Yunani" membunuh dua migran dan secara serius melukai sepertiganya, tanpa menjelaskan situasinya.
Erdogan juga mengkritik Uni Eropa karena tidak "berbagi beban" dengan Turki, yang berusaha menahan gelombang masuknya massa pengungsi lainnya setelah rezim biadab Assad di Suriah, yang didukung oleh Rusia, melakukan serangan massal terhadap daerah-daerah sipil di wilayah Idlib yang diperangi.
Turki pada 2016 sepakat untuk menghentikan pengungsi yang berangkat ke Eropa dengan imbalan enam miliar Euro dalam bentuk bantuan, dan UE menegaskan bahwa Turki harus tetap berpegang pada kesepakatan.
Pada hari Senin, presiden Turki menegaskan kembali bahwa Ankara hanya menerima sebagian kecil dari bantuan yang dijanjikan, sebuah hal yang tidak mau diakui para pemimpin Eropa.
Keputusan untuk membuka perbatasan Turki dengan UE datang ketika Erdogan mencari dukungan Barat untuk upaya militernya melawan rezim Suriah yang brutal.
Diktator Suriah Bashar Al-Assad kehilangan sebagian besar negara itu menyusul pemberontakan bersenjata setelah penindasan brutal terhadap demonstran damai pada 2011.
Menurut angka-angka PBB, perang Suriah telah menyebabkan krisis pengungsi terbesar di dunia, dengan setidaknya 5,5 juta orang melarikan diri dari negara itu dan lebih dari 6 juta lainnya mengungsi di Suriah.
PBB memperkirakan pada 2018 bahwa perang telah menyebabkan hampir $ 400 miliar dalam kehancuran terkait perang.
Perang Suriah dianggap telah menyebabkan gelombang pemindahan terbesar sejak Perang Dunia Kedua, sebagian besar disebabkan oleh pemboman biadab rezim teroris Assad dan Komunis Rusia serta penembakan brutal dan serampangan terhadap wilayah sipil oposisi. (TNA)