KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Mesir mengeksekusi seorang mantan perwira pasukan khusus yang berbalik menjadi jihadis terkemuka, Hisyam Ashmawi, pada hari Rabu (3/3/2020) atas keterlibatannya dalam beberapa serangan besar-besaran terhap pasukan keamanan dan pemerintah, kata militer.
"Eksekusi dengan hukuman gantung dilakukan berdasarkan keputusan pengadilan militer ... dan setelah mengambil semua prosedur peradilan yang relevan," klaim juru bicara militer Tamer al-Rifai.
Ashmawi - dijuluki "pria paling dicari" Mesir oleh media lokal - adalah seorang mantan perwira pasukan khusus Mesir yang kemudian berjuang dengan kelompok-kelompok terkait Al-Qaidah.
Pada hari Senin, pengadilan Kairo menjatuhkan hukuman mati kepada Ashmawi bersama 36 lainnya atas 54 kejahatan termasuk membunuh petugas polisi dan meledakkan beberapa instalasi keamanan.
Dilahirkan pada tahun 1978 atau 1979, Ashmawi bergabung dengan Angkatan Bersenjata Mesir sebagai seorang pemuda dan bangkit untuk bergabung dengan unit elit, tetapi diberhentikan pada tahun 2012 karena pandangan keagamaannya yang keras.
Ashmawi dihukum November lalu oleh pengadilan militer atas perannya dalam 14 dakwaan termasuk pembunuhan terhadap 22 tentara dalam serangan pasca perbatasan tahun 2014, dan upaya pembunuhan pada 2013 terhadap mantan menteri dalam negeri, yang selamat dari serangan itu.
Dia juga dinyatakan bersalah telah memimpin kelompok jihadis Ansar Bayt al-Maqdis (ABM) di wilayah Sinai yang bergolak.
Ashmawi memutuskan hubungan dengan organisasi tersebut setelah ABM berjanji setia pada kelompok Islamic State pada November 2014.
Tuduhan lain terhadapnya termasuk menyusup ke wilayah Libya dan membentuk kelompok pejuang Al-Qaidah, al-Mourabitoun, di sana.
Pada Oktober 2018, Tentara Nasional Libya gadungan (LNA) di bawah pimpinan orang kuat Khalifa Haftar menangkap Ashmawi di kota Derna di bagian timur. Dia diekstradisi ke Mesir pada bulan Mei.
Mesir telah bertahun-tahun memerangi pemberontakan yang keras di Sinai Utara yang meningkat setelah penggulingan presiden Muhammad Mursi pada 2013.
Pada bulan Februari 2018, tentara dan polisi melancarkan operasi nasional terhadap jihadis yang berfokus pada Sinai Utara yang sampai kini sedang berlangsung. (TNA)