View Full Version
Sabtu, 14 Mar 2020

Seorang Komandan Senior Korps Pengawal Revolusi Syi'ah Iran Tewas Akibat Virus Corona

TEHERAN, IRAN (voa-islam.com) - Seorang komandan senior di Korps Pengawal Revolusi syi'ah Iran (IRGC), Naser Shabani telah tewas karena wabah virus corona, media Iran melaporkan pada hari Jum'at (13/3/2020).

Berita itu datang ketika Menteri Luar Negeri Javad Zarif mengkonfirmasi bahwa kasus COVID-19 yang dikonfirmasi telah melampaui 11.000, dengan setidaknya 611 kematian.

Virus ini telah menyebar secara signifikan di kalangan pejabat dan politisi Syi'ah Iran, merenggut nyawa sejumlah tokoh pemerintah senior.

Paling tidak lima anggota IRGC lainnya tewas karena virus Corona, kata jurubicara pasukan itu, Ramezan Sharif, Kamis. 

Shabani sebelumnya menjadi berita utama pada 2018 setelah mengklaim bahwa Iran menginstruksikan pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman untuk menyerang dua kapal tanker minyak Saudi di Selat Hormuz.

"Kami mengatakan kepada (pemberontak Syi'ah) Yaman untuk menyerang dua kapal tanker Saudi, dan mereka menyerang," kata Shabani seperti dikutip di media pemerintah. 

Pada hari Kamis, mantan menteri luar negeri Iran Ali Akbar Velayati dipastikan telah tertular virus tersebut.

Seorang penasihat utama Pemimpin Tertinggi Syi'ah Iran Ayatola Kyamenei, Velayati juga merupakan direktur rumah sakit Masih Daneshvari di Teheran, tempat sebagian besar kasus virus Corona kota sedang dirawat.

Wabah Corona di Iran adalah salah satu yang paling mematikan di luar Cina, di mana penyakit ini berasal.

Respons lamban Iran terhadap wabah itu telah banyak dikritik, dengan pakar hak PBB menyebutnya "terlalu sedikit terlambat".

Sumber yang tidak disebutkan namanya di dalam sistem kesehatan Iran menuduh pemerintah menutupi penyebaran ketika pertama kali menyerang pada Februari.

Citra satelit dari dugaan kuburan massal di kota Qom telah meningkatkan kekhawatiran bahwa wabah itu masih jauh lebih parah daripada yang diakui pihak berwenang.

Pemerintah sekarang memberlakukan langkah-langkah darurat untuk menangani wabah yang meningkat, seperti membatalkan ibadah berjamaah, membatasi perjalanan, dan membebaskan ribuan tahanan.


latestnews

View Full Version