TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya (GNA) mengatakan masuknya tentara bayaran asing yang berperang bersama faksi pemberontak pimpinan Khalifa Haftar berisiko mengekspos negara yang dirusak perang itu terhadap virus corona, menurut Financial Times.
Pemerintah yang berbasis di Tripoli yang didukung PBB, yang memerangi Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh panglima perang Khalifa Haftar, mengatakan sebuah maskapai penerbangan Suriah mengangkut tentara dari rezim Suriah, milisi Syi'ah Hizbulata Libanon dan Korps Pengawal Revolusi Syi'ah Iran (IRGC) yang memfasilitasi penyebaran virus yang mematikan tersebut.
Pesawat Cham Wings Suriah telah digunakan untuk mengangkut tentara bayaran asing yang terhubung dengan Grup Wagner Rusia, sebuah perusahaan kontraktor militer swasta.
Rusia, serta UEA, Mesir dan Arab Saudi, mendukung pemberontak Khalifa Haftar dalam serangannya untuk merebut Tripoli.
Kehadiran milisi Syi'ah Suriah di Libya dapat memicu "bencana kesehatan", kata kementerian dalam negeri GNA minggu ini, karena hubungan dekat mereka dengan Iran yang telah sangat terpukul oleh virus, FT melaporkan.
Meskipun belum ada kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Libya, GNA telah mengambil tindakan pre-emptive seperti menutup restoran dan kafe di malam hari, melarang pertemuan besar dan menutup perbatasannya. Namun para ahli khawatir wabah bisa menjadi bencana besar karena sistem kesehatan negara yang rusak.
PBB memohon faksi-faksi yang bertikai di Libya minggu ini untuk menghentikan permusuhan yang memungkinkan otoritas kesehatan untuk berperang melawan virus Corona baru.
Pertempuran sengit telah mengikuti operasi Haftar untuk mengambil Tripoli yang diluncurkan pada bulan April tahun lalu. Gencatan senjata yang rapuh mulai berlaku pada 12 Januari, tetapi telah terjadi pelanggaran berulang kali.
Rezim Assad Suriah, yang didukung oleh Rusia, baru-baru ini memperkuat hubungan dengan pemerintahan Haftar, dengan Haftar membuka kedutaan besar Libya di Damaskus bulan ini dan Cham Wings membuka kantor di Benghazi.
Maskapai penerbangan milik swasta itu diberi sanksi oleh AS pada tahun 2016 atas hubungannya dengan rezim Assad.
Ratusan tentara bayaran diperkirakan bertempur di sepanjang jajaran Haftar di Libya, dan itu merupakan opsi yang sangat menarik bagi tentara Suriah yang dapat menghasilkan hingga $ 1.500 per bulan, jauh dari gaji di negara asal mereka di mana ekonomi telah dihancurkan oleh perang sipil. (TNA)