View Full Version
Rabu, 25 Mar 2020

Islamic State Nyatakan Bertanggung Jawab Atas Serangan di Daerah Kaya Gas Mozambik Utara

MOZAMBIK (voa-islam.com) - Kelompok Islamic State (IS) telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan di Mozambik utara yang menewaskan atau melukai puluhan pasukan keamanan pada hari Senin.

Serangan itu terjadi di kota utara Mocimboa da Praia, di mana proyek gas senilai 60 miliar dolar sedang dikembangkan oleh perusahaan asing seperti Exxon Mobil dan Total.

Otoritas Mozambik mengatakan para jihadis menduduki beberapa daerah di kota itu serta barak tentaranya sebelum diusir pada hari Selasa.

Para penyerang meninggalkan "jejak kehancuran dan mayat," kata juru bicara pemerintah Filimao Suaze, menambahkan bahwa keamanan telah ditingkatkan di daerah tersebut. Namun pemerintah belum memberikan korban jiwa yang tepat.

Islamic State menyatakan bertanggung jawab pada hari Rabu (25/3/2020).

Mocimboa da Praia adalah pelabuhan di Mozambik utara, di Provinsi Cabo Delgado dan terletak di pantai Samudra Hindia. Cabo Delgado diharapkan menjadi pusat industri gas alam setelah beberapa penemuan yang menjanjikan. Sejak itu telah terjadi serangkaian serangan terhadap pasukan keamanan dan warga sipil.

Pada 2017, pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pelabuhan komersial di Provinsi Cabo Delgado.

Serangan telah memicu kekhawatiran keamanan bagi investor di Mozambik, salah satu negara termiskin di dunia.

LSM mengatakan pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk melindungi sebagian besar warga sipil miskin di daerah tersebut.

"Peningkatan kekerasan di Mocimboa da Praia ini adalah puncak dari kegagalan tragis oleh pemerintah Mozambik untuk melindungi orang-orang di daerah yang bergejolak ini," kata wakil direktur Amnesty untuk Afrika Selatan, Muleya Mwananyanda.

"Selama hampir tiga tahun, kelompok-kelompok bersenjata telah menyerang penduduk desa di sekitar Cabo Delgado, menyebabkan penderitaan manusia yang tak terhitung tanpa harus dimintai pertanggungjawaban," tambahnya.

Organisasi itu mengatakan sekitar 350 orang telah terbunuh sejak 2017, tetapi banyak yang memperkirakan angka yang jauh lebih tinggi. (ptv)


latestnews

View Full Version