View Full Version
Kamis, 26 Mar 2020

Prancis Akan Tarik Pasukannya dari Irak Karena Khawatir Virus Corona

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Prancis akan menarik pasukannya dari Irak, yang sebagian besar merupakan pelatih pasukan bersenjata setempat, karena pandemi virus Corona kata kepala staf, Rabu (25/3/2020).

Prancis memiliki sekitar 200 personil militer yang bekerja di Irak sebagai pelatih atau di markas pasukan koalisi di Baghdad.

"Dalam koordinasi dengan pemerintah Irak, koalisi telah memutuskan untuk menyesuaikan penempatannya di Irak dan untuk sementara menangguhkan kegiatan pelatihan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Kementerian pertahanan Inggris telah mengumumkan beberapa tentaranya akan pulang, dengan alasan "pengurangan persyaratan untuk pelatihan" pasukan keamanan Irak.

Militer Syi'ah Irak telah menghentikan semua pelatihan pada awal Maret untuk meminimalkan risiko penyakit yang menyebar di antara pasukannya, termasuk dari koalisi yang dipimpin AS membantu memerangi sisa-sisa kelompok Islamic State.

Awal bulan ini, para pejabat AS dan koalisi mengatakan akan mengerahkan ratusan tentara dari pangkalan di Irak, Hanya beberapa jam setelah serangan dilaporkan menargetkan pangkalan Irak yang menampung pasukan asing.

"Koalisi sedang memposisikan kembali pasukan dari beberapa pangkalan yang lebih kecil," kata juru bicara koalisi Myles Caggins.

Beberapa telah dipekerjakan kembali ke posisi koalisi di Suriah yang dilanda perang bersama dengan artileri, sementara yang lain akan dikirim ke pangkalan-pangkalan lain di Irak atau ke Kuwait.

Pejabat itu membantah bahwa penempatan kembali itu merupakan tanggapan atas lonjakan selama sepekan terakhir dalam serangan roket yang menargetkan pasukan asing yang ditempatkan di seluruh Irak.

Sekitar 5.200 pasukan AS diposisikan di seluruh Irak dan membentuk sebagian besar koalisi yang dibentuk pada 2014 untuk membantu pasukan lokal memerangi kelompok jihadis Islamic State.

Mereka dikerahkan di sekitar selusin pangkalan di Irak bersama pasukan lokal.

Pada Januari, parlemen Irak memilih untuk mengusir semua pasukan asing dari negara itu setelah serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad menewaskan jenderal Syi'ah Iran Qasem Soleimani dan wakil kepala milisi Syi'ah kaki tangan Iran Hashid Al-Shaabi, Abu Mahdi Al-Muhandis.

Virus COVID-19, yang pertama kali terdeteksi di Wuhan Cina pada Desember, telah menewaskan lebih dari 21.168 orang di seluruh dunia, sementara lebih dari 467.351 infeksi telah dikonfirmasi.

Sampai sekarang, belum ada pengobatan yang diketahui untuk virus ini, walaupun lebih dari 113.808 telah pulih dari infeksi.

Pada hari Ahad, Irak memberlakukan total karantina nasional hingga 28 Maret untuk melawan virus Corona baru, ketika jumlah kasus bertambah dan jumlah kematian meningkat menjadi 29. (TNA)


latestnews

View Full Version