LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Polisi anti-terorisme Inggris sedang menyelidiki laporan tentang kelompok-kelompok sayap kanan yang berusaha untuk membangkitkan sentimen anti-Muslim atas kekhawatiran akan krisis virus Corona.
Bulan lalu, The New Arab melaporkan bahwa video sedang diedarkan secara online dari akun media sosial yang mengklaim bahwa Muslim Inggris membahayakan keselamatan publik dengan hadir di masjid sepanjang pandemi virus Corona.
"Kami menjadi sadar bahwa ini digunakan sebagai peluang oleh kelompok-kelompok sayap kanan untuk menunjuk kesalahan pada beberapa kelompok etnis," David Jamieson, polisi dan komisioner kejahatan untuk Midlands Barat, dikutip oleh The Guardian mengatakan.
"Tidak perlu banyak hal untuk memecah dan ketegangan muncul di komunitas ini. Ini adalah sesuatu yang kami pantau sangat dekat," kata Jamieson. Polisi anti-terorisme sedang mencari laporan, tambahnya.
Bulan lalu, sebuah klip video yang memperlihatkan pria Muslim yang shalat di luar Masjid di London dibagikan secara online oleh kelompok sayap kanan, yang dengan salah mengklaim bahwa mereka melanggar perintah karantina virus Corona.
Video itu, yang direkam sebelum wabah virus Corona terjadi, memperlihatkan sekelompok pria Muslim shalat di luar Masjid Pusat Wembley dalam jarak yang berdekatan satu sama lain. Lagi-lagi, laporan-laporan palsu mengklaim film itu diambil selama epidemi.
Meskipun diambil di luar konteks, klip itu masih membangkitkan kemarahan di Twitter. Seorang pengguna secara keliru mengklaim bahwa umat Islam telah berkumpul di jalan setelah masjid mereka ditutup karena epidemi. "Lihatlah kesombongan mereka!" dia menambahkan
Yang lain mengatakan bahwa jamaah tidak diizinkan dan polisi gagal membubarkan mereka, sementara yang ketiga mengulangi tuduhan rasis dan menyerukan "deportasi massal".
Klip itu kemudian dilaporkan ke Twitter, yang menghapus tweet dan membatasi akun tersebut.
Video serupa telah dibagikan oleh tokoh sayap kanan Inggris terkemuka.
Tommy Robinson, pendiri kelompok sayap kanan Liga Pertahanan Inggris, membagikan video pada aplikasi Telegram yang konon menunjukkan Muslim Inggris keluar dari "masjid rahasia" di Inggris tengah. Polisi West Midlands telah membantah klaim tersebut, menurut The Guardian.
Komentator sayap kanan Katie Hopkins dan mantan pemimpin Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP) Gerard Batten juga membagikan konten serupa dalam beberapa pekan terakhir.
Batten, yang pernah menggambarkan Islam sebagai "kultus kematian", menyatakan bahwa pemerintah Inggris "terlalu takut" untuk menutup masjid dalam tweet yang menjadi viral.
Masjid-masjid di Inggris tetap ditutup sejak pemerintah memerintahkan tempat-tempat ibadah untuk menutup pintu mereka pada tanggal 23 Maret. Beberapa hari sebelum perintah ini, banyak masjid telah ditutup sesuai dengan panduan dari Dewan Muslim Inggris. (TNA)