IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Pasukan Turki di provinsi Idlib Suriah menyerbu sebuah kamp protes di jalan raya M4, Senin (13/4/2020) pagi, setelah aktivis berusaha untuk mengganggu patroli pasukan Rusia di sepanjang jalan strategis yang signifikan.
Para pengunjuk rasa berusaha mencegah kendaraan-kendaraan militer Rusia - yang bersekutu dengan Bashar Al-Assad - lewat di sepanjang jalan, yang menghubungkan kota-kota yang dikuasai rezim Aleppo dan Latakia dan memotong melalui provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak.
Di bawah kesepakatan gencatan senjata yang dicapai oleh Ankara dan Moskow pada awal Maret, kendaraan Rusia diizinkan untuk berpatroli di sepanjang jalan M4.
Video yang diterbitkan oleh aktivis Suriah di Twitter pada hari Senin menunjukkan tentara dan polisi berseragam Turki menghadapi para pengunjuk rasa, yang menanggapinya dengan melempar batu.
Para pengunjuk rasa memulai aksi duduk mereka di jalan raya M4 pada 5 Maret untuk mencegah patroli bersama oleh Turki dan Rusia di jalan.
Menurut situs berita Suriah Enab Baladi, pasukan Turki menyerbu posisi maju yang baru-baru ini dibuat oleh para pemrotes dalam jarak 200 meter dari tempat pasukan Rusia akan berpatroli.
Enab Baladi mengatakan bahwa negosiasi sedang berlangsung antara pengunjuk rasa dan pasukan Turki meskipun ada posisi menyerbu.
Patroli gabungan Rusia-Turki akan dimulai pada 15 Maret tetapi terhenti karena protes dan ancaman dari kelompok bersenjata terhadap pasukan Rusia.
Kementerian pertahanan Rusia sebelumnya menuduh "kelompok teroris" menghalangi patroli, dengan mengaklaim bahwa mereka telah menggunakan warga sipil "sebagai perisai manusia" dalam protes.
Moskow mengatakan bahwa pihaknya memberi waktu kepada Turki untuk "melenyapkan para teroris dan menciptakan kondisi aman untuk melakukan patroli di jalan M4".
Para pengunjuk rasa telah mengizinkan pasukan Turki untuk berpatroli di jalan sendirian, tetapi tidak untuk kompi tentara Rusia.
Turki dan Rusia mencapai kesepakatan gencatan senjata Maret lalu setelah kampanye berdarah oleh rezim teroris Assad dan Rusia untuk merebut wilayah di provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak.
Serangan itu menewaskan ratusan orang dan membuat hampir satu juta warga sipil terlantar.
Rezim telah melanggar gencatan senjata saat ini beberapa kali dan bersama dengan Rusia, melanggar banyak gencatan senjata dan perjanjian de-eskalasi di masa lalu.
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada layanan Arab New Arab bahwa artileri rezim dan roket menembaki daerah-daerah sipil di sekitar kota Bara di provinsi Idlib selatan pada Ahad malam, sementara pesawat rezim terbang di atas daerah tersebut. (TNA)