View Full Version
Rabu, 15 Apr 2020

Libya Rugi 4 Miliar USD Lebih Akibat Blokade Minyak Oleh Pasukan Pemberontak Pimpinan Haftar

TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Kerugian akibat blokade berlarut-larut ladang minyak vital Libya dan pelabuhan telah melampaui $ 4 miliar, perusahaan minyak nasional negara itu mengatakan Selasa (14/4/2020), di tengah eskalasi pertempuran antara pasukan saingan untuk memperebutkan ibukota Tripoli.

Kelompok-kelompok yang bersekutu dengan pemberontak Jenderal Khalifa Haftar menyita terminal-terminal ekspor besar dan menghentikan jalur pipa utama pada Januari, dengan tujuan untuk membuat kelaparan pendapatan penting pemerintah yang didukung PBB yang berbasis di Tripoli.

Pasukan yang dipimpin oleh panglima perang Haftar, melancarkan serangan April lalu untuk merebut Tripoli, bentrok dengan pasukan Pasukan Nasional yang berbasis di ibukota.

Pertempuran telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir ketika PBB meminta gencatan senjata sehingga pihak berwenang dapat mengalihkan fokus mereka untuk memerangi pandemi virus Corona.

National Oil Corporation, yang mendominasi industri minyak kritis Libya, mengatakan Selasa kerugian akibat dari blokade minyak telah melebihi $ 4 miliar sejak 17 Januari.

"Semua bidang kehidupan, infrastruktur nasional, dan semua warga Libya, termasuk pria, wanita dan anak-anak, terkena dampak dari kehilangan besar ini. Ini akan menambah penderitaan mereka," kata Mustafa Sanalla, kepala NOC.

Dia menyerukan untuk mengangkat penutupan tersebut, mengatakan jika perusahaan melanjutkan produksi, Libya "mungkin dapat menghentikan keruntuhan ekonominya."

Minyak, jalur kehidupan ekonomi Libya, telah lama menjadi faktor utama dalam perang saudara, ketika otoritas saingan berdesak-desakan untuk menguasai ladang minyak dan pendapatan negara. Libya memiliki cadangan minyak terbesar kesembilan di dunia dan cadangan minyak terbesar di Afrika.

Penutupan fasilitas minyak dipandang sebagai bagian dari upaya Haftar untuk merebut Tripoli.

Pasukan sekutu Tripoli mengatakan Senin mereka merebut kota Sabrata, sekitar 75 kilometer barat Tripoli, yang berfungsi sebagai pangkalan pasukan Haftar. Mereka juga mengambil kota Sorman, 60 kilometer sebelah barat ibukota.

Meningkatnya pertempuran telah memicu kekhawatiran tentang penyebaran virus Corona baru. Libya telah melaporkan sedikitnya 26 kasus virus dan satu kematian.

Ada kekhawatiran pandemi global dapat menghancurkan Libya yang dilanda perang, di mana konflik selama satu dekade telah merusak infrastruktur utama dan menciptakan kekurangan medis yang mengerikan.

Libya telah berada dalam kekacauan sejak 2011 ketika perang saudara menggulingkan diktator lama Muammar Khadafi, yang kemudian terbunuh. (TNA)


latestnews

View Full Version