RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Ekstrimis Hindu yang menyebarkan kebencian dan melakukan kejahatan terhadap Muslim harus diusir dari Teluk, seorang ulama Arab Saudi mengatakan, di tengah meningkatnya jumlah kejahatan rasial oleh supremasi Hindu terhadap minoritas Muslim India.
Serangan-serangan semacam itu telah meningkat selama penyebaran pandemi virus Corona ketika umat Hindu yang setia kepada pemerintah sayap kanan BJP yang berkuasa pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi menyalahkan umat Islam atas penyebaran virus mematikan Cina tersebut.
Modi dilarang dari AS karena perannya dalam kerusuhan Gujarat 2002 yang menewaskan lebih dari 1.000 Muslim. Para pendukungnya menjuluki virus tersebut "Corona jihad" dan menyebarkan tuduhan palsu bahwa pandemi ini adalah konspirasi oleh Muslim untuk menginfeksi dan meracuni umat Hindu.
Syaikh Abidi Zahrani telah menanggapi permusuhan ini dengan mendesak pemerintah di Timur Tengah, terutama Teluk, untuk menekan siapa pun yang menunjukkan simpati dengan ideologi Hindu ekstremis. Menulis di akun twitter resminya, Zahrani membagikan tagar "Send_Hindutva_Back_home": "Saya mengusulkan kepada semua pengikut yang terhormat untuk mendaftar semua umat Hindu militan yang bekerja di GCC dan menyebarkan kebencian terhadap #Islam #Muslims atau Nabi kita tercinta [Muhammad, Shalallahu 'Alaihi Wasallam] di bawah #hashtag #Send_Hindutva_Back_home ini. "
Dalam tweet terpisah dia menambahkan: "Negara-negara Teluk menampung jutaan #warga India yang beberapa di antaranya terinfeksi # COVID__19 dirawat secara gratis tanpa memandang keyakinan mereka sementara geng #Hindutva #Teroris melakukan kejahatan terhadap warga negara #Muslims."
Menanggapi tweetnya, para pengikutnya membagikan tangkapan layar dari individu dan kelompok yang menyebarkan ideologi supremasi Hindu yang dikenal sebagai Hinduvta dari lokasi di Timur Tengah atau saat ini bekerja untuk perusahaan yang berbasis di Teluk. Satu memposting tangkapan layar seorang karyawan India dengan tulisan “Bekerja di Kuwait Airlines dan Membenci Muslim”. Ekstremis Hindu itu mengatakan bahwa, "Kebanyakan orang yang terinfeksi adalah para Mullah sedangkan umat Hindu hidup dengan damai di dalam." (MeMo)