BENGHAZI, LIBYA (voa-islam.com) - Pemimpin pemberontak Libya Khalifa Haftar mengatakan hari Rabu (30/4/2020), pasukannya akan menghentikan permusuhan selama bulan suci Ramadhan beralasan mengikuti seruan internasional untuk gencatan senjata di negara yang dilanda perang itu.
"Komandan jenderal mengumumkan penghentian operasi militer dari sisinya," seorang juru bicara Haftar, yang mengendalikan petak-petak di Libya timur dan selatan, mengatakan dari kota timur Benghazi.
Saingan Haftar, Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB belum menanggapi, dan koresponden AFP melaporkan mendengar ledakan di pusat ibu kota Tripoli setelah pengumuman.
Juga pada hari Rabu, PBB melaporkan serangan terhadap klinik kesehatan yang didukung PBB yang menyediakan layanan ibu dan anak di kota Tajoura di bagian barat.
Seruan untuk gencatan senjata selama Ramadhan, yang dimulai di Libya pada 24 April, datang sebagai tanggapan atas "permohonan dari negara-negara sahabat", klaim juru bicara Haftar.
Dia sesumbar pelanggaran oleh GNA akan ditanggapi dengan "tanggapan segera dan keras".
Pekan lalu, PBB, Uni Eropa dan beberapa negara menyerukan kedua belah pihak untuk meletakkan senjata mereka selama bulan suci.
Pengumuman itu muncul setelah pasukan pro-Haftar mengalami serangkaian kekalahan dalam beberapa pekan terakhir, dengan pasukan GNA mengusir mereka dari dua kota pantai utama di barat Tripoli.
Didukung oleh Turki, pasukan GNA sekarang mengepung pangkalan utama bagian belakang Haftar di Tarhunah, 60 kilometer tenggara ibukota.
Sejak melancarkan serangan untuk merebut Tripoli April lalu, beberapa gencatan senjata antara pasukan Haftar dan GNA telah gagal, dengan milisi pemberontak kerap melakukan pelanggaran.
Lawan Haftar mengatakan dia berusaha untuk mendirikan kediktatoran militer baru di negara itu.
Pada hari Senin dia mengklaim dia memiliki "mandat rakyat" untuk memerintah, mendeklarasikan kesepakatan penting politik 2015 dan berjanji untuk menekan serangannya untuk merebut Tripoli. (TNA)