View Full Version
Senin, 04 May 2020

AS Surati Taliban, Desak Kurangi Kekerasan Atau Akan Ada Tanggapan dari Militer Amerika

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Militer AS di Afghanistan hari Sabtu (3/5/2020) mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk "kembali ke jalur politik" dalam sebuah surat terbuka yang jarang kepada Taliban ketika risiko gelombang kekerasan menghancurkan proses perdamaian yang diharapkan.

Dalam surat sepanjang dua halaman kepada Taliban, juru bicara Pasukan AS-Afghanistan Kolonel Sonny Leggett mengatakan "semua pihak" harus menunjukkan pengendalian untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

"Jika kekerasan tidak dapat dikurangi maka ya, akan ada tanggapan", Leggett menulis dalam sebuah surat kepada juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

"Semua pihak juga harus kembali ke jalur politik ... orang-orang Afghanistan harus duduk sekarang dan mulai berbicara tentang masa depan Afghanistan bersama."

Surat itu datang setelah Jenderal Scott Miller, yang memimpin pasukan AS dan NATO di Afghanistan, pada 28 April memperingatkan Taliban tentang konsekuensi potensial terhadap berlanjutnya kekerasan.

Di bawah ketentuan kesepakatan AS-Taliban yang ditandatangani 29 Februari, Taliban berkomitmen untuk berhenti menyerang pasukan AS dan mitra asing, dan setuju untuk memulai pembicaraan damai dengan pemerintah Kabul setelah pertukaran tahanan.

Sebagai imbalannya, AS dan pasukan asing lainnya akan meninggalkan Afghanistan dalam waktu 14 bulan sejak penandatanganan kesepakatan.

AS sepakat untuk tidak menyerang Taliban, meskipun mereka memiliki hak untuk memukul mereka untuk mendukung pasukan Afghanistan jika mereka diserang.

Taliban juga berkomitmen secara lisan untuk mengurangi kekerasan sebanyak 80 persen, kata Leggett, dan untuk menghentikan serangan di daerah perkotaan. Sebaliknya, ada "peningkatan drastis" dalam kekerasan, katanya.

Sementara Taliban menahan diri untuk tidak menghantam pasukan koalisi dan kota-kota, mereka kembali ke medan perang begitu kesepakatan ditandatangani dan rata-rata melepaskan 55 serangan sehari terhadap pasukan Afghanistan, menurut pejabat Afghanistan.

Sementara itu pertukaran tahanan terhenti karena pemerintah Afghanistan khawatir tentang pembebasan anggota Taliban garis keras yang akan kembali ke pertempuran.

Dalam tanggapan singkat terhadap surat Leggett, Mujahid menghardik AS karena membuat "pernyataan provokatif".

"Kami berkomitmen untuk tujuan kami, hormati kewajiban Anda sendiri," tulis Mujahid di Twitter.

Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengatakan dia ingin pasukan Amerika pulang, dan Taliban menyadari bahwa selama mereka tidak menyerang pasukan Amerika atau asing, ada beberapa konsekuensi untuk serangan lanjutan, kata para ahli. (TNA)


latestnews

View Full Version