ROMA, ITALIA (voa-islam.com) - Seorang pekerja bantuan Italia yang disandera oleh para pejuang yang memiliki hubungan dengan kelompok jihadis Al-Shabaab Afrika Timur selama 18 bulan telah mengungkapkan bahwa dia masuk Islam saat dalam penahanan.
Silvia Constanza Romano, 25, diselamatkan pada hari Jum'at (8/5/2020) sebagai bagian dari operasi bersama Turki-Somalia-Italia, kantor berita negara Turki Anadolu melaporkan.
Romano mengatakan dia menjadi mualaf di pertengahan masa penahanannya, dan bersikeras bahwa dia masuk Islam tidak dengan paksakan.
"Itu spontan dan tidak dipaksakan," katanya kepada kantor berita Italia ANSA. "Saya diberi Al-Qur'an dan terima kasih kepada penculik saya, saya juga belajar bahasa Arab.
"Mereka menjelaskan alasan dan budaya mereka kepada saya ... Tidak ada pernikahan atau hubungan, hanya rasa hormat," tambahnya.
Romano bekerja sebagai sukarelawan dengan kelompok kemanusiaan Italia ketika dia diculik pada November 2018 selama serangan oleh orang-orang bersenjata di Kenya.
Romano dibawa ke Kedutaan Besar Italia di Mogadishu setelah dia dibebaskan, dan diterbangkan kembali ke Italia pada hari Ahad. Jaksa yang bermarkas di Roma menyelidiki kejahatan yang dilakukan di luar negeri terhadap warga Italia, dan mereka diperkirakan menanyainya tentang penculikan itu.
Para penculik aslinya akhirnya menyerahkannya ke tangan para jihadis yang terkait dengan Al-Shabaab, lapor media Italia.
Kelompok terkait Al-Qaidah, yang menentang pemerintah federal Somalia dan berupaya untuk memberlakukan hukum syariah, dianggap oleh banyak orang sebagai kelompok jihadis paling mematikan di Afrika.
Mereka telah melakukan serangan di Afrika Timur di luar markasnya di Somalia, termasuk di negara tetangga Kenya, meskipun telah diusir dari markasnya di ibukota Mogadishu pada 2011.
Romano bukan sandera pertama dari kelompok-kelompok jihadis yang telah memeluk Islam saat dalam penahanan.
Pekerja bantuan Amerika Peter Kassig memeluk Islam dan mengubah namanya menjadi Abdul-Rahman Kassig ketika disandera oleh kelompok Islamic State (IS) di Suriah.
Di tengah spekulasi keIslamannya dipaksakan, orang tua Kassig telah berulang kali menegaskan bahwa perjalanannya kepada agama telah dimulai jauh sebelum ia diculik. Dia kemudian dibunuh oleh pejuang IS.
Sesama tawanan IS, James Foley juga masuk Islam sebelum kematiannya di depan kamera, menurut beberapa teman satu sel yang kemudian dibebaskan, meskipun tidak jelas apakah pertobatan itu asli.
Wartawan Inggris Yvonne Ridley juga menjadi mualaf setelah selama 11 hari penahanannya dengan pejuang Taliban. Ridley mengatakan dia telah diperlakukan dengan hormat oleh para penculiknya dan telah berjanji untuk mempelajari Al-Qur'an jika dibebaskan, yang kemudian menghasilkan dirinya memutuskan untuk masuk Islam. (TNA)