KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Pemerintah Afghanistan mengklaim sejauh ini telah membebaskan 1.000 anggota Taliban berdasarkan kesepakatan antara kelompok tersebut dan Amerika Serikat, dan bahwa para jihadis sekarang harus membalas dengan membebaskan para tawanan mereka dan mempercepat dialog intra-Afghanistan.
Kantor Dewan Keamanan Nasional (NSC) di Afghanistan membuat pengumuman dalam sebuah tweet pada hari Sabtu (9/5/2020), mengatakan bahwa tujuan pembebasan pejuang Taliban atas perintah Presiden Ashraf Ghani adalah untuk membuka jalan bagi proses perdamaian dan untuk memungkinkan fokus pada perang melawan wabah koronavirus.
NSC menekankan bahwa pemerintah di Kabul mengharapkan kelompok Taliban untuk mempercepat pembebasan tawanan Angkatan Pertahanan dan Keamanan Nasional (ANDSF) sebagai imbalan dan bersiap untuk negosiasi intra-Afghanistan dan bahwa tidak ada penundaan yang "dapat dibenarkan."
Pemerintah Afghanistan juga telah mengumumkan bahwa lebih dari 500 tahanan Taliban akan dibebaskan dalam beberapa hari mendatang.
Di bawah kesepakatan yang ditandatangani pada 28 Februari, Taliban setuju untuk menghentikan serangan mereka terhadap pasukan internasional dengan imbalan penarikan bertahap militer AS dari Afghanistan dan pertukaran tahanan dengan pemerintah di Kabul.
Pemerintah Afghanistan, yang dikeluarkan dari perundingan dan dengan demikian bukan merupakan penandatangan perjanjian tersebut, diharuskan untuk membebaskan hingga 5.000 tahanan Taliban. Namun jumlahnya berkurang menjadi 1.500 sebelum pembicaraan dimulai. Taliban diwajibkan untuk membebaskan 1.000 tawanan pemerintah sebagai imbalan, tetapi dilaporkan baru membebaskan 148 tawanan.
Perjanjian itu seharusnya meletakkan dasar bagi proses perdamaian di negara Asia yang dilanda perang, tetapi kelompok militan Taliban telah menolak tawaran gencatan senjata pemerintah selama Ramadhan, menyebutnya tidak masuk akal.
Washington berdasarkan kesepakatan dipaksa untuk menarik pasukan Amerika dan pasukan asing dari Afghanistan pada Juli tahun depan, asalkan para jihadis memulai pembicaraan dengan Kabul dan mematuhi jaminan keamanan lainnya.
Sekitar 14.000 tentara AS dan sekitar 17.000 tentara dari sekutu NATO dan negara-negara mitra tetap berada di Afghanistan bertahun-tahun setelah invasi negara yang menggulingkan pemerintahan sah Taliban pada 2001. (ptv)