JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Jet-jet tempur Israel menghantam Jalur Gaza yang terkepung pada Selasa (18/8/2020) pagi untuk hari kedelapan berturut-turut.
Helikopter Israel mengebom sebidang tanah pertanian di Gaza, yang terletak di dekat Bandara Gaza yang tidak beroperasi, di sebelah timur Rafah, menyebabkan kerusakan material, menurut kantor berita Otoritas Palestina Wafa.
Sementara itu, pasukan Israel menembak ke arah situs di utara kota Beit Lahia, sementara angkatan laut Israel menembakkan rudal ke laut lepas pantai utara Gaza.
Serangan Israel menyebabkan kerusakan material, sumber Palestina di Gaza mengatakan. Tidak ada yang dilaporkan terluka atau tewas.
Serangan terbaru itu menyusul meningkatnya agresi Israel terhadap Gaza selama seprkan, di mana Israel menutup penyeberangan barang Karem Abu Salem dengan jalur tersebut, menutup zona penangkapan ikan pesisir, dan menghentikan pasokan bahan bakar yang menyebabkan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza berhenti beroperasi.
Kekerasan yang sedang berlangsung terhadap Gaza
Pada tahun 2006, Israel memberlakukan blokade darat, laut, dan udara di jalur itu, yang secara efektif mengubah kantong pesisir menjadi penjara terbuka, di mana kebutuhan dasar seperti makanan, bahan bakar, dan obat-obatan sangat dikendalikan.
Israel mengklaim blokade itu diperlukan untuk mengisolasi Hamas, yang telah berperang tiga kali sejak 2008.
Kritikus mengatakan blokade tersebut, bersama dengan pemboman berkala di Gaza sama dengan hukuman kolektif dari 2 juta penduduk kantong pantai itu.
Pada tahun 2014, PBB, bersama dengan empat organisasi hak asasi manusia lainnya memperkirakan Gaza akan tidak dapat dihuni pada tahun 2020 tetapi situasi di daerah kantong yang terkepung semakin memburuk sehingga banyak organisasi hak asasi menganggapnya tidak dapat dihuni bahkan sebelum dekade ini dimulai.
Hampir 70 persen penduduk Gaza tidak aman pangan dan sekitar 80 persen warga Palestina di daerah kantong miskin bergantung pada bantuan internasional, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Selain merusak tanaman, Israel memblokir pengiriman makanan agar tidak mencapai kantong yang terkepung, bersama dengan membatasi warga Palestina untuk memancing di wilayah laut mereka sendiri. (TNA)