TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan mengunjungi UEA pada tahun 2018, di mana ia bertemu dengan putra mahkota Abu Dhabi dan penguasa de-facto negara itu, Mohammed bin Zayed (MbZ), menurut Ynet News Israel.
Netanyahu melakukan kunjungan rahasia bersama dengan kepala Mossad, Yossi Cohen, sebagai bagian dari upaya untuk menormalkan hubungan antara kedua negara, kata surat kabar itu pada hari Selasa (1/9/2020), dengan pakta yang menetapkan hubungan resmi diumumkan bulan lalu.
Pertemuan antara para pejabat itu positif, tambah laporan itu, mengutip sumber diplomatik anonim yang mengonfirmasi bahwa komunikasi antara Netanyahu dan MbZ berlanjut setelah 2018.
Sumber tersebut mengatakan bahwa pertemuan serupa terjadi di Washington satu tahun lalu di hadapan delegasi UEA, AS dan Israel - yang terakhir dipimpin oleh Dewan Keamanan Nasional Israel Meir Ben Shabbat.
Kantor Netanyahu menolak mengomentari dugaan pertemuan rahasia 2018 dengan kerajaan UEA, tambah Ynet News.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah Netanyahu mengkonfirmasi bahwa Israel telah mengadakan pembicaraan rahasia dengan para pemimpin dari beberapa negara Arab.
"Ada lebih banyak pertemuan yang tidak dipublikasikan dengan para pemimpin Arab dan Muslim," kata Netanyahu menjelang penerbangan yang dijuluki "bersejarah" dari Tel Aviv ke Abu Dhabi yang dipimpin oleh penasihat senior Presiden AS Donald Trump Jared Kushner.
Para pemimpin Arab ini "menyadari bahwa kepentingan mereka yang sebenarnya adalah menormalisasi hubungan dengan Israel", kata PM Israel.
Delegasi AS dan Israel tiba di UEA dengan pesawat El Al pada hari Senin dalam penerbangan penumpang komersial langsung pertama antara kedua negara. Penerbangan itu mengikuti kesepakatan yang ditengahi oleh pemerintahan Trump bulan lalu yang membuat kedua negara menjalin hubungan diplomatik.
UEA telah sesumbar kesepakatan normalisasi sebagai alat untuk memaksa Israel menghentikan rencana kontroversialnya untuk mencaplok bagian Tepi Barat yang dicari oleh Palestina untuk negara masa depan mereka, meskipun Netanyahu mengatakan rencana itu hanya ditunda.
Ini juga diklaim dapat membantu Emirat memperoleh sistem senjata AS canggih yang sebelumnya tidak dapat dicapai, seperti jet tempur F-35. Saat ini, Israel adalah satu-satunya negara di kawasan yang memiliki pesawat tempur siluman tersebut.
Palestina, bagaimanapun, telah dengan keras menentang normalisasi karena menguliti salah satu dari sedikit keuntungan mereka dalam pembicaraan damai yang hampir mati dengan Israel. Warga Palestina telah mengadakan protes publik dan membakar bendera UEA dengan marah. (TNA)