View Full Version
Ahad, 06 Sep 2020

Ulama Mesir dan Mauritania Kritik Kutbah Jum'at Al-Sudais Karena 'Ajak' Normalisasi Dengan Israel

MEKKAH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Ulama Mesir dan Mauritania telah mengkritik khutbah Jum'at Imam Masjidil Haram Mekkah, Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais, yang menurut mereka menyerukan normalisasi hubungan dengan negara Zionis Israel.

Ulama Mesir Syaikh Mohammed al-Sagheer menuduh ulama itu munafik.

“Dia membuka jalan untuk normalisasi dan pengkhianatan dari mimbar suci Mekkah,” tulis Sagheer di Twitter.

Sementara itu ulama dari Mauritania Syaikh Muhammad al-Shinqiti mengatakan bahwa Al-Sudais mengeksploitasi podium Masjidil Haram di Mekah untuk mempromosikan normalisasi dengan Israel.

Sebelumnya Imam Masjidil Haram di Mekkah telah memprovokasi kehebohan di media sosial setelah menyampaikan khutbah Jum'at (4/9/2020) yang ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai dalih agama bagi Arab Saudi dan negara-negara Muslim lainnya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Dalam khutbahnya Abdul Rahman al-Sudais membahas ajaran Islam yang menekankan penghormatan terhadap non-Muslim.

Dia menguraikan tema tersebut dengan merujuk pada tradisi khusus Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam yang berkaitan dengan interaksinya dengan orang-orang Yahudi - dalam suatu gerakan yang dengan cepat dikaitkan dengan upaya normalisasi Arab saat ini dengan Israel.

"Nabi telah menggadaikan perisainya kepada seorang Yahudi ketika dia meninggal, dia telah berbagi hasil panen dari tanah orang Yahudi di Khaybar di antara dua orang. Keunggulan yang dia tunjukkan kepada tetangga Yahudinya membawa yang terakhir ke Islam," tambahnya.

Khotbahnya datang ketika Uni Emirat Arab (UEA) - sekutu dekat Saudi - menjadi negara Arab ketiga yang menormalkan hubungan dengan Israel, setelah Mesir menandatangani kesepakatan damai pada 1979 dan Yordania mengikutinya pada 1994.

Faksi-faksi Palestina melakukan unjuk rasa persatuan yang langka dalam penolakan terhadap kesepakatan yang didukung AS, di mana negara Yahudi telah menangguhkan, tetapi tidak secara permanen mencabut, rencana pencaplokan di Tepi Barat.

Pengguna media sosial menanggapi dengan marah apa yang tampaknya sebagai promosi kesepakatan normalisasi oleh sang Imam, dengan banyak yang mengatakan retorikanya membuka jalan bagi Arab Saudi untuk mengikuti jejak dengan UEA dan menjalin hubungan dengan Israel. 

 (MEE)


latestnews

View Full Version