View Full Version
Jum'at, 11 Sep 2020

Hamas Kecam Penolakan Liga Arab Untuk Mengutuk Perjanjian Normalisasi UEA dan Israel

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Hamas pada Rabu (9/9/2020) mengkritik kegagalan Liga Arab untuk mendukung rancangan resolusi Palestina yang mengutuk perjanjian normalisasi antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel.

Faksi Palestina itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kegagalan liga menggarisbawahi pengabaian peran dan tugasnya terhadap Palestina dengan membenarkan perjanjian dengan musuh, sementara pendudukan berlanjut dengan penindasannya.

Pernyataan itu mengatakan Liga Arab telah memberikan perlindungan bagi para penguasa UEA meskipun ada pelanggaran Israel di Palestina termasuk Yudaisasi Yerusalem, pembagian Tepi Barat dengan permukiman ilegal Yahudi, blokade yang diberlakukan di Jalur Gaza, antara lain.

“Penolakan Liga Arab terhadap resolusi Palestina hanya dapat dijelaskan dengan memperkuat pendudukan dengan menutupi para penguasa Emirat (baca; UEA), dan pengabaian yang jelas dari posisi Liga di KTT Beirut, yang ditetapkan untuk memastikan hak-hak Palestina sebelum normalisasi,” itu menambahkan.

Hamas mengimbau masyarakat Arab untuk menekan pemerintah mereka untuk mundur dari posisi mereka karena bahaya yang ditimbulkan oleh kesepakatan itu pada hak-hak Arab dan Palestina di wilayah tersebut.

Pada hari Rabu, Liga Arab mengadakan pertemuan di tingkat menteri luar negeri untuk membahas permintaan Palestina untuk pertemuan darurat untuk menolak kesepakatan normalisasi Emirat dengan Israel.

Namun, permintaan Palestina itu menemui penolakan oleh Bahrain.

Pernyataan akhir pertemuan tersebut gagal untuk mengutuk normalisasi dengan Israel, dan malah memperbarui komitmennya pada Prakarsa Perdamaian Arab 2002, solusi dua negara, dan kepatuhan pada hukum internasional dan resolusi yang relevan dengan sengketa antara Palestina dan Israel.

Pada 13 Agustus, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai antara UEA dan Israel yang ditengahi oleh Washington.

Abu Dhabi mengatakan kesepakatan itu adalah upaya untuk mencegah rencana aneksasi Tel Aviv atas Tepi Barat yang diduduki, bagaimanapun, para penentang yakin upaya normalisasi telah dimulai selama bertahun-tahun karena pejabat Israel telah melakukan kunjungan resmi ke UEA dan menghadiri konferensi di negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik atau lainnya dengan negara pendudukan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada bagiannya, membantah klaim UEA bahwa normalisasi hubungan dengan Israel mencegah rencana aneksasi Tepi Barat, dengan mengatakan pencaplokan itu tidak dihentikan, tetapi hanya ditunda. (MeMo)


latestnews

View Full Version